P roses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu. Salah satu perubahan yang terjadi ialah pada sistem muskuloskeletal Kekuatan genggaman tangan merupakan salah satu indikator untuk menilai fungsi sistem muskuloskeletal. Lemahnya kekuatan genggaman tangan akan berdampak terhadap timbulnya gangguan menjalankan kemampuan fungsional sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tingkat kemandirian dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode observasional (non-eksperimental) dengan pendekatan potong silang (cross sectional) yang dilakukan pada lansia wanita di Posyandu Lansia Samara, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Sampel penelitian ini berjumlah 51 orang lansia wanita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran kekuatan genggaman tangan dengan menggunakan alat hand-dynamometer sedangkan tingkat kemandirian dengan pengisian kuesioner. Analisis data dengan mengguanakn SPSS for Mac versi 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 51 responden terdapat 28 orang (54.9%) yang memiliki kekuatan genggaman tangan normal dan 23 orang (45.1%) memiliki kekuatan lemah. Berdasarkan hasil analisis uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan terdapat hubungan antara kekuatan genggaman tangan dengan tingkat kemandirian pada lansia (p=0.000). Dari hasil uji analisis Kolmogorov-Smirnov didapatkan hubungan antara kekuatan genggaman tangan dengan tingkat kemandirian pada lansia. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lansia dengan kekuatan genggaman tangan normal sebagian besar memiliki tingakat kemandirian mandiri, sedangkan lansia dengan kekuatan genggaman tangan lemah cenderung tidak mandiri.