Studi evauasi penyebaran pencemaran udara dengan parameter SO2 dan NO2 secara Passive Gasses Sampler di 5 kawasan peruntukan DKI Jakarta
D ari BMG Pusat ditetapkan 5 kawasan penelitian yaitu Monas sebagai kawasan taman kota, Bandengan sebagai kawasan perindustrian, Glodok sebagai kawasan perdagangan, Kemayoran sebagai kawasan perkantoran dan Ancol sebagai kawasan hiburan dengan peruntukkan yang berbeda satu sama lainnya. Pengukuran konsentrasi dilakukan secara passive sampler yaitu dengan menggunakan metode ion chromatography, yang merupakan salah satu metode untuk pengukuran konsentrasi gas SO2 dan NO2 di udara ambien. Metode ini dapat dipakai sebagai metode alternative dan metode ini memiliki beberapa keuntungan seperti tidak membutuhkan energi listrik untuk penyerapannya dapat dipasang dimana saja karena bentuknya yang sederhana, ringan dan praktis.Pemantauan kualitas udara ambien diperlukan untuk memberikan informasi tentang kondisi pencemaran udara dan distribusi polutan SO2 dan NO2 di kawasan penelitian sehingga dapat diambil tindakan-tindakan serta kebijaksanaan bagi masyarakat yang bermukim disekitarnya. Untuk itu dilakukan pengukuran terhadap parameter pencemar udara SO2 dan NO2 pada pertengahan bulan Mei 2003 sampai awal bulan Juli 2003 dengan 9 kali pengukuran, pada pagi hari dengan lama pemaparan 24 jam.Indikasi pencemaran udara di kelima kawasan penelitian di DKI Jakarta ini adalah emisi kendaraan bermotor, kemacetan lalu lintas, berpotensi terhadap masalah pencemaran udara. Sektor transportasi mempunyai kontribusi yang cukup berarti terhadap pemaparan pencemaran udara terutama di kawasan padat kendaraan yang bukan kawasan industry.Hasil pengukuran dihitung nilai ISPU yang kemudian didapatlah kategori dari konsentrasi yang terukur untuk masing-masing kawasan dan parameternya. Hasil pengukuran dilapangan didapat konsentrasi SO2 dan NO2 tertinggi terjadi di Bandengan sebagai kawasan perindustrian dengan konsentrasi untuk SO2 tertinggi adalah sebesar 208.226 ug/m3 dengan nilai ISPU 72.496 berkategori sedang dan untuk NO2 adalah sebesar 61.111 ug/m3 dengan nilai ISPU 59.167 berkategori sedang. Sedangkan konsentrasi SO2 dan NO2 terendah terjadi di Kemayoran sebagai kawasan perkantoran dengan konsentrasi SO2 sebesar 8.977 ug/m3 dan 4.596 ug/m3 untuk NO2.Dari hasil data konsentrasi kemudian dipetakan kedalam peta dengan batas wilayah penelitian, dimana kawasan Bandengan adalah kawasan konsentrasi tertinggi yang kemudian diikuti oleh kawasan Glodok, Ancol, Monas dan terendah adalah kawasan Kemayoran. Penyebaran polutan SO2 dan NO2 cenderung dipengaruhi oleh angina. Selama periode pengukuran, kecepatan angina rata-rata tertinggi terjadi pada periode pertama 21 Mei 2003 – 22 Mei 2003 sebesar 3.4 km/jam yang bergerak ke arah Utara.
F rom the Central BMG, 5 research areas have been established, namely Monas as a city park area, Bandengan as an industrial area, Glodok as a trading area, Kemayoran as an office area and Ancol as an entertainment area with different designations. Concentration measurements were carried out using a passive sampler, namely by using the ion chromatography method, which is a method for measuring the concentration of SO2 and NO2 gases in ambient air. This method can be used as an alternative method and this method has several advantages such as not requiring electrical energy for absorption, it can be installed anywhere because of its simple, lightweight and practical shape.Monitoring of ambient air quality is needed to provide information on the condition of air pollution and the distribution of SO2 and NO2 pollutants in the research area so that actions and policies can be taken for the people living around it. For this reason, measurements were made of the air pollutant parameters SO2 and NO2 in mid-May 2003 to early July 2003 with 9 measurements, in the morning with an exposure time of 24 hours.Indications of air pollution in the five research areas in DKI Jakarta are motor vehicle emissions, traffic jams, and the potential for air pollution problems. The transportation sector has a significant contribution to air pollution exposure, especially in high-traffic areas that are not industrial areas.The measurement results were calculated the ISPU value, which then obtained the category of the concentrations measured for each area and its parameters. The results of field measurements obtained that the highest SO2 and NO2 concentrations occurred in Bandengan as an industrial area with the highest concentration for SO2 was 208,226 ug / m3 with an ISPU value of 72,496 in the medium category and for NO2 was 61,111 ug / m3 with an ISPU value of 59,167 in the moderate category. Meanwhile, the lowest SO2 and NO2 concentrations occurred in Kemayoran as an office area with SO2 concentrations of 8,977 ug / m3 and 4,596 ug / m3 for NO2.From the results of the concentration data then mapped into a map with the boundaries of the research area, where the Bandengan area is the highest concentration area followed by the Glodok, Ancol, Monas area and the lowest is the Kemayoran area. The spread of SO2 and NO2 pollutants tends to be influenced by angina. During the measurement period, the highest average wind speed occurred in the first period of 21 May 2003 - 22 May 2003 at 3.4 km / hour moving northward.