DETAIL KOLEKSI

Analisis pengukuran gas beracun hasil peledakan di pit purnama dan berani PT. Angin court Resources Martabe, Sumatra Barat

5.0


Oleh : Bobby Surya Pratama

Info Katalog

Nomor Panggil : 596/TT/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Pantjanita Novi Hartami

Pembimbing 2 : Taat Tri Purwoyono

Subyek : Mining - Blasting;Poison gas

Kata Kunci : blasting, fumes, CO, NO2, H2S

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TB_073001400019_Halaman-Judul.pdf 17
2. 2018_TA_TB_073001400019_Bab-I.pdf
3. 2018_TA_TB_073001400019_Bab-II.pdf
4. 2018_TA_TB_073001400019_BAB-III.pdf 6
5. 2018_TA_TB_073001400019_BAB-IV.pdf 34
6. 2018_TA_TB_073001400019_Bab-V.pdf
7. 2018_TA_TB_073001400019_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2018_TA_TB_073001400019_Lampiran.pdf

P eledakan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pertambangan dengan tujuan untuk memberai material dengan volume yang besar. Setiap kali dilakukan peledakan, akan selalu menghasilkan fly rock, airblast, groundvibration,dan fumes. Peledakan yang dilakukan oleh PT Agincourt Resources selalu menghasilkan asap berwarna kuning pekat, menandakan bahwa ada gas NO2 yang sangat beracun apabila terhirup dan dihasilkan pada peledakan tersebut, akan tetapiselama ini belum pernah diukur kadar pasti gas tersebut, selain itu tidak dapat diketahui secara pasti kapan gas tersebut sudah benar – benar hilang . Penelitian ini menganalisis gas yang terbentuk serta menentukan waktu yang aman bagi pekerjaagar dapat kembali bekerja tanpa paparan menggunakan drone DJI Phantom 4 Pro+dan gas detector MSA altair 5x. Menurut hukum zero oxygen balance hanya terdapat 1 macam gas yang terbentuk setelah proses peledakan, akan tetapi padakenyataannya terdapat lebih dari 1 macam gas yang terbentuk, bahkan pada PTAR sendiri diprediksi terdapat 5 macam gas berbeda yaitu : CO,NO,NO2,SO2,dan H2S.Gas CO,NO,dan NO2 terbentuk karena faktor peledakan yang tidak sempurna danlubang ledak yang lembab, sedangkan gas SO2 dan H2S terbentuk karena reaksi antara bahan peledak dengan kandungan unsur pada batuan. Kadar gas NO2 tertinggi tercatat pada Purnama 385 dengan kadar >20 ppm dan terendah pada Barani 360 sebesar 0,1 ppm, kadar gas CO tertinggi tercatat pada Purnama 385 sebesar 1129 ppm dan terendah pada Barani 360 sebesar 154 ppm.

B lasting is one of the important thing in mining industry to break the material. Every blasting activity, it will produces fly rock, air blast, ground vibration, and fumes. At PT. Agincourt Resources, a yellow smoke always produced, a yellowsmoke indicate that there was NO2 in that smoke, and it is a toxic gasses, a long ago we can’t measure the toxic gasses in open pit mining, and we don’t know the actual time when the gasses disappear. This research analyzed the gas content toknow the safe time for working after blasting. This research using Drone DJIPhantom 4 Pro+ and gas detector MSA altair 5x. Based on Zero Oxygen Balance law, there is only one gas formed after blasting, but actually, there is more than 1toxic gasses formed. In PTAR predicted at least there is 5 different gasses, they are: CO, NO, NO2, SO2, and H2S. CO, NO, and NO2 formed from premature blasting and the high of relatif humidity in blast hole, SO2 and H2S formed from the reactionbetween the explosive and mineral content. The highest content of NO2 is >20 ppmat Purnama 385 and the lowest content is 0,1 ppm at Barani 360, the highest content of CO is 1129 ppm at Purnama 385 and the lowest content is 154 ppm at Barani 360.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?