Perubahan iklim dan adaptasi lingkungan dengan kualitas udara
P encemaran udara merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baikberupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudianmenyebar ke lingkungan sekitarnya. Sulfur dioksida (SO2) adalah komponenpencemar udara dengan jumlah paling banyak. Gas SO2 dapat menyebabkan iritasipada selaput lendir saluran pernapasan dan iritasi mata apabila terpapar dengankonsentrasi tinggi secara terus-menerus. WHO menyatakan bahwa sekitar setengahdari penduduk dunia terkena pencemaran setidaknya dua setengah kali lebih tinggidari baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Fenomena tersebut terutamadirasakan di negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai dampak negatifdari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Parametermeteorologi seperti: kelembaban udara, suhu udara, dan kecepatan anginberpengaruh besar pada dispersi dan penyisihan zat pencemar udara secara alamiyang berasal dari transportasi ataupun industri. Penelitian ini mengambil data dataudara SO2 dan data iklim selama tahun 2014-2019 dan dianalisis menggunakanregresi linier. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antaratingkat konsentrasi SO2 dengan perubahan iklim kelembapan (p=0,002) dankecepatan angin (p=0,000). Namun tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan)antara SO2 dengan suhu (p=0,720). Untuk mengantisipasi dampak pencemaranudara perlu dilakukan upaya adaptasi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakansalah satu solusi yang telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi pencemaranudara.
g as dispersed into the air and later spread to the surrounding environment. Sulfurdioxide (SO2) is a component of air pollutants by the most number. SO2 mayirritate the respiratory system's mucous membranes and eye irritation ifcontinuously exposed to a high concentration. WHO organization said about halfof the world population is exposed to pollution at least two and a half times higherthan the air quality control recommendation. The phenomenon especially felt indeveloping countries like Indonesia as a byproduct of development orientation oneconomic growth. Parameter meteorology like moisture, air temperature, and windvelocity greatly influenced the dispersion to reduce air pollutants naturally derivedfrom transportation or industry. This study took SO2 air data and climate data for2014-2019 and analyzed using linear regression. The results showed that there wasa significant relationship between the level of SO2 concentration and humidityclimate change (p=0,002) and wind velocity (p=0,000). But there is no significanteffect between SO2 and temperature (p=0,720). To anticipate the impact of airpollution adaptation must be worked on, Greenspace would be one solution that thegovernment has done to reduce air pollution.