Hubungan konsentrasi debu total dengan kesehatan karyawan pengumpul tol pada ruas Cawang - Tomang serta alternatif pengendaliannya
P artikel debu sudah mendominasi rendahnya mutu udara Jakarta. Sumber utama pencemaran ini adalah kegiatan transportasi (Bapedal , 1992). Paada Lokasi jalanbebas hambatan, petugas pengumpul tol memiliki resiko terbesar terkena dampak negative dari pencemaran udara. Maka dari itu perlu diadakan penelitian terkait mengenai hal ini. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui konsentrasi debu total di gerbang tol dan kondisi Kesehatan petugas pengumpul tolnya , serta ingin didapatkan Gambaran hubungan antara kedua hal tersebut sehingga bisa diberikan alternatif pengendaliannya. Lokasi penelitian yang dipilih ialah ruas tol Cawang – Tomang, yang dilakukan di 6 gerbang tol. Gerbang sampel ditarik secara acak dari populasi 15 gerbang tol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2000.Konsentrasi debu diukur dengan menggunakan metode gravimetri dengan alat High Volume Sampler (HVS). Pengukuran kualitas udara ini menggunakan metode sesaat.Sedangkan data responden pengumpul tol didapatkan dari suatu wawancara langsung. Dari populasi 141 petugas pengumpul tol didapatkan data dari 90 orang responden. Untuk mengetahui kondisi Kesehatan responden digunakan daftar pernyataan darii Alsagaff dan Mangunegoro (1987) yang direkomendasikan oleh American Thoracic Society. Pendugaan hubungan antara data -data yang diperoleh menggunakan analisis regresi linier sederhana.Konsentrasi debu total di gerbang tol Cawang – Tomang berkisar 219, 39 – 388, 71 g/Nm3 dengan rata -rata 318, 17 ug/Nm3, konsentrasi ini berada pada suhu rata -rata 32, 15 C., kelembaban 56,88 dan rata -rata kecepatan angin sesaat 1,136 m/s. Konsentrasi tertinggi terdapat di Gerbang tol Grogol sedangkan yang terendah pada Gerbang Tol Semanggi I. berdasaarkan PP RI No.41 tahun 1999, konsentrasi tersebut sudah melebihi ambang batas yang telah dibakumutukan yaitu 230 g/NM3 sedangkan data responden pengumpul tol memperlihatkan 77, 78 % responden berusia > 25 tahun dan 63, 33 % responden mengeluhkan adanya gangguan pada saluran pernapasan dan sisanya (40 %) tidak. Dari hasil analisis , konsentrasii debu di gerbang tol dan prosentase pengumpul tol yang mengeluhkan adanya gangguan saluran pernapasan memiliki nilai korelasi (r=0,6384850 DAN NILAI DETERMINASI (R2=0,4077). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang kuat dan positif antara kedua variable tersebut.PT Jasa Marga telah melakukan beberapa Upaya pengendalian meliputi penggunaaan air exhaust dan air conditioner (AC) pada gardu tiket tol menjaga kualitas udara dalam ruangan. Pengendalian individu yang telah dilakukan meliputii rotasi kerja berdasarakan waktu dan tempat, program minum susu dan olahraga, serta pemeriksaan Kesehatan karyawan setiap tahun. Simpulan pada penelitian ini ialah hubungan antara konsentrasi debu di gerbang tol sampel pada ruas Cawang – Tomang dengan keluhan gangguan saluran pernapasan adalah kuat dan positif. Alternatif pengendalian yang disarankan meliputi penambahan gardu tiket tol yang melayani uang pas, mempersempit bukaan pada jendela gardu tiket tol, penggunaan masker, menambah waktu istirahat atau libur, dan mempertahankan program hygiene Perusahaan yang sudah dilaksanakan
D ust particles dominate Jakarta's low air quality. The main source of this pollution is transportation activities (Bapedal, 1992). At freeway locations, toll collectors are at greatest risk of being negatively impacted by air pollution. Therefore, related research needs to be conducted regarding this matter. The aim of this research is to determine the total dust concentration at the toll gate and the health condition of the toll collectors, and to obtain an overview of the relationship between these two things so that alternative controls can be provided. The research location chosen was the Cawang – Tomang toll road, which was carried out at 6 toll gates. Sample gates were drawn randomly from a population of 15 toll gates. This research was conducted in August 2000.Dust concentration was measured using the gravimetric method with a High Volume Sampler (HVS). This air quality measurement uses the instantaneous method. Meanwhile, data from toll collector respondents was obtained from direct interviews. From a population of 141 toll collectors, data was obtained from 90 respondents. To determine the health condition of respondents, a list of statements from Alsagaff and Mangunegoro (1987) recommended by the American Thoracic Society was used. Estimating the relationship between the data obtained using simple linear regression analysis.The total dust concentration at the Cawang – Tomang toll gate ranges from 219.39 – 388.71 g/Nm3 with an average of 318.17 ug/Nm3, this concentration is at an average temperature of 32.15 C., humidity of 56.88 and The average instantaneous wind speed is 1.136 m/s. The highest concentration is at the Grogol toll gate, while the lowest is at the Semanggi I Toll Gate. Based on PP RI No. 41 of 1999, this concentration has exceeded the standardized threshold, namely 230 g/NM3, while data from toll collector respondents shows that 77.78% of respondents aged > 25 years and 63, 33% of respondents complained of respiratory problems and the rest (40%) did not. From the results of the analysis, the concentration of dust at the toll gate and the percentage of toll collectors who complained of respiratory tract problems had a correlation value (r=0.6384850 AND A DETERMINATION VALUE (R2=0.4077). This shows that there is a strong and positive relationship between the two these variables. PT Jasa Marga has carried out several control efforts including the use of air exhaust and air conditioner (AC) at toll ticket booths to maintain indoor air quality. Individual controls that have been carried out include work rotation based on time and place, milk drinking and exercise programs, as well as annual employee health checks. The conclusion of this study is that the relationship between dust concentration at the sample toll gates on the Cawang – Tomang section and complaints of respiratory tract disorders is strong and positive. Suggested control alternatives include adding toll ticket booths that serve exact change, narrowing the openings in toll ticket booth windows, using masks, increasing rest or holiday time, and maintaining the Company's hygiene program that has been implemented.