K onsep kedokteran gigi minimal invasive dalam ekskavasikaries merupakan suatu upaya maksimal untuk mempertahankan jaringan gigisehat. Ekskavasi karies dengan konsep minimal invasive bertujuan untukmengangkat infected dentin dan meninggalkan affected dentin, mempertahankansensibilitas pulpa dengan tujuan akhir mempertahakan fungsi gigi dalam jangkapanjang. Berkembangnya konsep minimal invasive dalam ilmu kedokteran gigimenghadirkan beberapa teknik deteksi karies yang menganut konsep ini, sepertiteknik taktil visual, Caries Detector Dyes (CDD), dan Fluorescence Aided CariesExcavation (FACE). Selama ini penggunaan teknik taktil visual merupakan yangpaling umum digunakan namun teknik ini bersifat subjektif dan seringkalimenyebabkan ekskavasi yang kurang maksimal.Tujuan: Untuk mengetahuiapakah ada perbedaan efektivitas deteksi karies dengan dua teknik berbeda dinilaimenggunakan Fluorescence Aided Caries Excavation (FACE) Metode: Penelitianobservasional analitik dilakukan pada 20 sampel yang dibagi menjadi duakelompok yaitu kelompok Caries Detector Dyes dan kelompok taktil visual.Operator melakukan ekskavasi dengan teknik deteksi karies yang sesuaimasing-masing kelompok. Setelah itu kedua kelompok sampel akan diperiksamenggunakan FACE dan diberikan penilaian berupa skor oleh pemeriksa (DPJP).Hasil: teknik deteksi Caries Detector Dyes secara signifikan lebih efektifdibandingkan teknik deteksi karies taktil visual (p< 0,05). Kesimpulan: Terdapatperbedaan efektivitas deteksi karies dengan dua teknik berbeda yang dinilaimenggunakan Fluorescence Aided Caries Excavation (FACE) dan menunjukanbahwa teknik deteksi Caries Detector Dyes lebih efektif dibandingkan tekniktaktil visual.