Faktor-faktor pencetus dan penatalaksanaan hipertrigliseridemia
T rigliserida adalah lemak utama dalam makanan manusia dan lemak penyimpan utama untuk tumbuhan dan hewan. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan. Karena aktivitas fisik, usia, kelainan genetik, pola makan tinggi karbohidrat, konsumsi alkohol, asam lemak jenuh, dan kalori tinggi dapat meningkatkan trigliserida. Menurut data 2013 (RISKESDAS) 35,9% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas memiliki kadar kolesterol yang tidak normal, lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki dan lebih banyak kota daripada pedesaan. Data RISKESDAS juga menunjukkan 11,9% dengan kadar trigliserida sangat tinggi. Penyebab hipertrigliseridemia antara lain obesitas, kelebihan karbohidrat dan asupan protein, faktor genetik, faktor usia, stres, dan kurangnya aktivitas fisik. Komplikasi dari peningkatan trigliserida adalah penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes. Terapi farmakologis untuk mengatasi dislipidemia meliputi beberapa jenis obat, seperti statin, bile acid squestrant, dan fibrat. Untuk pengobatan non obat, yaitu kurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol, turunkan berat badan, tingkatkan aktivitas fisik, serta makan buah dan sayur berserat tinggi. Penyebab utama obesitas adalah kadar trigliserida darah pada orang yang mengalami obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mengalami obesitas, dan hipertrigliseridemia yang disertai dengan obesitas secara signifikan berhubungan dengan timbulnya lemak. ACC/AHA2013 merekomendasikan statin sebagai obat utama profilaksis primer dan sekunder. Pengobatan non-obat terbaik adalah makan buah-buahan dan sayuran. Karena buah dan sayuran kaya serat, maka bisa menurunkan kadar trigliserida dalam darah
T riglycerides are the main fat in human food and are the main stored fat in plants and animals. Normal triglyceride levels: ≤150-199mg / dL and height: ≤200- 499mg/dL. Increased triglycerides can be caused by being overweight, because also physical activity, age, genetic disorders, high carbohydrate diets, alcohol consumption, saturated fatty acids, and high calorie counts can increase triglycerides. Data in (RISKESDAS) in 2013 showed that 35.9% of Indonesian population aged ≥15 years with abnormal cholesterol levels where women more than men and more cities than in the countryside. RISKESDAS data also showed 11.9% with very high triglyceride levels. Triggers for hypertriglyceridemia such as obesity, excessive carbohydrate and protein intake, genetic factors, age factors, stress and lack of physical activity. Complications arising from increased triglycerides are coronary heart disease, stroke, diabetes mellitus. Pharmacological therapy in dealing with dyslipidemia, there are several classes of drugs such as statins, bile acid squestrant, fibrates. For non-pharmacological therapies, namely a decrease in intake of saturated fat and cholesterol, weight loss, increase physical activity, and also consume high-fiber fruits and vegetables. The most important trigger is obesity because in obese sufferers the levels of triglycerides in the blood are higher than those who are not obese and hypertriglyceridemia accompanied by obesity is significantly associated with fatty events. ACC / AHA2013 recommends statins as the main drug in primary and secondary prevention. It was found that the best non-pharmacological therapy is consuming fruits and vegetables because they have high fiber which can reduce triglyceride levels in the blood.