Pengaruh kebiasaan merokok terhadap penyakit jantung koroner di RS. Otorita Batam
B erdasarkan data WHO 2013, lebih dari 80% kematian didunia diakibatkan oleh penyakit jantung. Penyakit jantung dengan angka kasus kematian tertinggi adalah penyakit jantung koroner. Salah satu faktor risiko yang berperan adalah merokok, lebih dari 25% kasus kematian penyakit jantung koroner disebabkan oleh kebiasaan merokok. Demikianpentingnya dalam menurunkan angka kejadian penyakit jantung koroner maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kebiasaan merokok terhadap angka kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Otorita Batam.Penelitian menggunakan studi kohort retrospektif dengan data sekunder. Sampel yangikut serta dalam penelitian adalah pasien yang mengalami penyakit jantung koroner danpasien yang tidak mengalami penyakit jantung koroner. Sampel penelitian berjumlah 68pasien yang diambil secara consecutive non-random sampling. Pengumpulan sampeldilaksanakan dari Juli hingga Desember 2013 di bagian unit gawat darurat dan poliklinikjantung rumah sakit Otorita Batam. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan rekam medis yang meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, diagnosis, tekanan darah, kadar lemak, kadar gula darah dan kebiasaan merokok. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 20.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 1,96.Hasil analisis data dengan chi square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kebiasaan merokok terhadap angka kejadian penyakit jantung koroner (p = 0,026). Uji odds ratio dari analisis data penelitian adalah 3,125 dengan 95% CI = 1,130 – 8,639, menunjukkanbahwa kecenderungan pasien yang memiliki kebiasaan merokok untuk mengalami penyakit jantung koroner adalah sebesar 3,125 (sekitar 3 kali) jika dibandingkan pasien yang tidak memiliki kebiasaan merokok (p = 0,026; OR = 3,125; 95% CI = 1,130 – 8,639).Terdapat pengaruh kebiasaan merokok terhadap angka kejadian penyakit jantung koroner di RS. Otorita Batam dengan kecenderungan responden yang memiliki kebiasaan merokok adalah 3,125 kali untuk mengalami penyakit jantung koroner dibandingkan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok
B ased on data from WHO in 2013, more than 80% of death caused by cardiovasculardisease. A cardiovascular disease with high mortality rate is coronary heart disease. One of its risk factor is smoking. More than 25% of coronary heart disease death caused by smoking behavior. Thus the importance of reducing the coronary heart disease cases, so it’s necessary to do a research in order to prove whether there is an effect of smoking habit on incidence of coronary heart disease in Otorita Batam hospital.This research used retrospective cohort study with secondary data. Samples enrolledin this research were patients who had coronary heart disease and patients who had another disease besides coronary heart disease. The sample size was 68 patients which have been taken by consecutive non random sampling technique. Sample collection carried out from July to December 2013 at emergency department and cardiac department of Otorita Batam hospital. The data has been collected by interview using a questionnaire and medical records which is contains any information about age, sex, occupation, education, diagnosis, blood pressure, lipid levels, blood sugar levels and smoking habit. Data analysis used SPSS for Windows 20th version and significance level used magnitude to 1,96.The results by chi square analysis indicates that there is an effect of smoking on theincidence of coronary heart disease (p = 0,026). Odds ratio analysis with 95% CI = 1,130 – 8,639 shows that the patients with smoking habit will have the tendency equal to 3,125 times to develop coronary heart disease when compared to patients without smoking habit. (p = 0,026; OR = 3,125; 95% CI = 1,130 – 8,639).There is an effect of smoking habit on coronary heart disease at Otorita Batam hospital.The tendency of patients who have a smoking habit is equal to 3,125 times to developcoronary heart disease when compared to patients without smoking habit