Kajian tingkat kebisingan lingkungan di kawasan sekolah SMA Negeri I Jakarta
K ebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Kawasan pendidikan memerlukan suasana yang tenang dari kebisingan. Kebisingan menyebabkan meningkatnya keluhan, menimbulkan gangguan kesehatan dan psikologis antara lain gangguan kenyamanan, gangguan komunikasi dan gangguan konsentrasi. Tingkat kebisingan akibat lalulintas menjadi salah satu sumber kebisingan di SMA Negeri 1 Budi Utomo Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat kebisingan lingkungan di Kawasan Pendidikan SMA Negeri 1 Budi Utomo dan membandingkan tingkat kebisingan berdasarkan pada jarak ke sumber kebisingan. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan lingkungan, kebisingan akibat lalulintas dan menghitung tingkat kebisingan berdasarkan volume kendaraan yang melintas di Jalan Budi Utomo. Pada penelitian ini, untuk mengukur tingkat kebisingan menggunakan Sound Level Meter Tipe TM-103 dengan pembacaan tingkat kebisingan sesaat per 5 detik dalam waktu 10 menit sehingga didapat 120 nilai tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan tertinggi selama pengukuran adalah 72,5 dB(A) pada hari Rabu dan tingkat kebisingan terendah selama pengukuran adalah 59,6 dB(A) pada hari Minggu. Tingkat kebisingan yang dihasilkan pada hari kerja maupun hari libur melebihi baku mutu kebisingan pada kawasan pendidikan dengan intensitas kebisingan 55 dB(A). Hasil penelitian menunjukkan nilai V/C ratio terendah pada titik B Minggu I 0,21 yang berada pada kisaran <0,6 dimana arus lalulintas lancar, jumlah kendaraan rendah, namun dengan kecepatan yang tinggi. Hasil analisis terhadap tingkat kebisingan bahwa 62% responden terganggu dengan adanya kebisingan yang terjadi, sedangkan 38% responden tidak terganggu dengan suara yang ditimbulkan oleh kebisingan yang ada di Jalan Budi Utomo.
N oise comes from the word noisy, which means that all sounds are distracting, disturbing, or dangerous for daily activities. Educational areas require a calm atmosphere from noise. Noise causes an increase in complaints, causing health and psychological disorders including comfort disorders, communication disorders and concentration disorders. The level of noise due to traffic becomes one of the sources of noise in SMA Negeri 1 Budi Utomo Jakarta. This study aims to calculate the level of environmental noise in the Education Area of SMA Negeri 1 Budi Utomo and compare the noise level based on the distance to the noise source. This research was conducted by measuring environmental noise levels, traffic noise and calculating noise levels based on the volume of vehicles passing on Jalan Budi Utomo. In this study, to measure the noise level using Sound Level Meter Type TM-103 with an instantaneous noise level reading per 5 seconds in 10 minutes to obtain 120 noise level values. The highest noise level during the measurement was 72,5 dB(A)) on Wednesday and the lowest noise level during the measurement was 59,6 dB(A)) on Sundays. Noise levels generated on weekdays and holidays exceed the noise quality standards in the education area with a noise intensity of 55 dB(A). The results showed the lowest V / C ratio at point B of Week I 0.21 which was in the range of <0.6 where the traffic flow was smooth, the number of vehicles was low, but with high speed. The results of the analysis of the noise level that 62% of respondents were disturbed by the noise that occurred, while 38% of respondents were not disturbed by the noise caused by the noise on Jalan Budi Utomo