DETAIL KOLEKSI

Hubungan karakter bising dan lama kerja dengan gangguan pendengaran pada awak kapal

1.0


Oleh : Hasnania Rilanty Munaf

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1015

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2017

Pembimbing 1 : Fauzan Abdillah

Subyek : Otolaryngology

Kata Kunci : noise, duration of work, hearing loss, crew

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2017_TA_KD_03013090_Halaman-judul.pdf
2. 2017_TA_KD_03013090_Bab-1-pendahuluan.pdf 4
3. 2017_TA_KD_03013090_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2017_TA_KD_03013090_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2017_TA_KD_03013090_Bab-4-Metode.pdf
6. 2017_TA_KD_03013090_Bab-5-Hasil.pdf 6
7. 2017_TA_KD_03013090_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2017_TA_KD_03013090_Bab-7-Keimpulan.pdf
9. 2017_TA_KD_03013090_Daftar-pustaka.pdf
10. 2017_TA_KD_03013090_Lampiran.pdf

I ndonesia memiliki prevalensi gangguan pendengaran sebesar 4,6%. 16% dari gangguan pendengaran akibat dari pajanan bising di lingkungan kerja, salah satunya bising dari mesin kapal. Pengaturan pajanan bising telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per. 13/MEN/X/2011, namun tetap terjadi gangguan pendengaran pada awak kapal. Tujuan penelitian ini untuk menentukan hubungan karakter bising dan lama kerja dengan gangguan pendengaran pada awak kapal. Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang yang mengikut sertakan 64 awak kapal. Awak kapal yang dipilih adalah yang sudah bekerja lebih dari 6 bulan, tidak konsumsi obat ototoksik, tidak memiliki gangguan telinga luar dan tengah, tidak menggunakan alat pelindung telinga. Data dikumpulkan dengan mengukur intensitas bising dengan sound level meter dan wawancara menggunakan kuesioner OSHA yang meliputi penilaian karakteristik usia, lama kerja dan kebiasaan terkait bising. Gangguan pendengaran dinilai dengan pemeriksaan audiometri nada murni. Analisis penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square. Dari 64 responden, 25 responden (39,1%) mengalami gangguan pendengaran. Hubungan antara karakter bising dengan gangguan pendengaran tidak dapat dinilai.Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan gangguan pendengaran pada awak kapal (p = 0,28). Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan gangguan pendengaran pada awak kapal. Terdapat 47,8% awak kapal mengalami gangguan pendengaran dengan lama kerja lebih dari 10 tahun. Perlu dilakukan pemeriksaan audiometri berkala dan rotasi awak kapal secara efektif.

I ndonesia has a prevalence of hearing loss of 4.6%. 16% of hearing impairment resulting from noise exposure in the work environment, one of which is the noise of the ship's engine. Noisy exposure settings have been regulated in Regulation of the Minister of Manpower and Transmigration No. RI. Per. 13 / MEN / X / 2011, but hearing impairment occurs on the crew. The purpose of this study was to determine the relation between noise character and duration of work with hearing loss to the crew. The study used an analytic observational study with cross sectional design that included 64 crew members. The selected crew members are those who have worked for more than 6 months, are not taking muscle-drug drugs, have no interference with the outer and middle ear, do not use ear protector. Data were collected by measuring noise intensity with sound level meter and interview using OSHA questionnaire which included assessment of characteristic of age, duration of work and noise related habit. Hearing loss is assessed by a pure tone audiometric examination. Analysis of this research using Chi-square statistical test. Of 64 respondents, 25 respondents (39.1%) experienced hearing loss. Relationship between noisy characters with hearing loss can not be assessed. There is no significant relationship between the duration of work with hearing loss in the crew (p = 0.28). This study shows there is no relationship between the duration of work with hearing loss in the crew. There were 47.8% of crew members with hearing impairment with a working period of more than 10 years. Regular audits and effective rotation of the crew are required.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?