Studi kebisingan yang ditimbulkan oleh adanya jalan layang dalam skala laboratorium
K ebisingan adalah suara yang tidak diinginkan yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang lebih parah dan sangat mengganggu bagi masyarakat yang umumnya tinggal di sekitar jalan raya akibat dari bertambahnya transportasi di kota metropolitan. Oleh karena itu, untuk menjaga agar tetap diperoleh suatu lingkungan yang nyaman, seperti mengatasi kepadatan lalu lintas yang terus bertambah, maka pemerintah membangun jalan altematif yaitu jalan bebas hambatan Galan layang). Karena penelitian ini mengenai kebisingan akibat bertambahnya jalan layang, maka basil dari laporan tugas akhir tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ramhatan suara (propagasi) yang dihasilkan dari pengukuran dengan adanya jalan raya dan setelah adanya jalan layang. Pengukuran dilakukan di dalam Ruang Semi Bebas Gema, dalam Laboratorium Kebisingan di PUSARPEDAL, Serpong. Bahan yang digunakan sebagai jalan raya dan jalan layang adalah plywood yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 1,2 m dan lebar 2,4 m. Pengukuran dilakukan pada suatu jaring-jaring ( mash ) berukuran 25 cm x 25 dengan jenis sumber suara white noise yang difilter pada frekuensi 250 Hz, l KH~ 2 KHz, 4 KHz dan 8 KHz. Untuk mendapatkan pola penyebaran suara yang terjadi pada jalan raya dan pada jalan layang digunakan metode kontur dengan software 3D Field. Dari basil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1 KHz, dan 2 KHz tingkat kebisingannya makin tinggi, hal ini diakibatkan karena dengan adanya jalan layang maka terjadi penguatan sedangkan untuk frekuensi 4 KHz dan 8 KHz tingkat kebisingannya makin rendah, hal ini diakibatkan karena dengan adanya jalan layang maka terjadi pengurangan bunyi yang disebabkan adanya absorbsi dari bahan plywood yang dipakai sebagaijalan layang.. Nilai determinasi yang mendekati 1 terjadi pada frekuensi 500 Hz, 4 KHz dan 8 KHz, hal ini membuktikan bahwa faktor bahan jalan layang pada penelitian ini terpengaruh terhadap penurunan tingkat bising. Untuk semua frekuensi dengan adanya jalan layang (pada jarak 25 cm sampai dengan 125 cm) maka grafik yang terjadi rendah (-), hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kebisingan yang diakibatkan oleh absorbsi dari bahan material plywood yang dipakai sebagai jalan layang. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesa yang ada yaitu, dengan adanya jalan layang dapat mengakibatkan kenaikan tingkat kebisingan. Bahan material plywood yang digunakan sebagai pengganti jalan layang tidak dapat disamakan karateristiknya dengan jalan layang yang terbuat dari beton (kenyataannya). Untuk itu dapat disarankan bahwa pada penelitian selanjutnya sebaiknya bahan material Plywood sebagai pengganti jalan tidak digunakan
N oise is an undesirable voice which is not be managed better will generate more hard impact and very bother people who lives near the highway, that occurs because the increase of transportation in big city. So to keep the good and comfortable environment, such as to overcome the traffic jam, so the goverment build alternative way that free of resistance ( high way ). Because this research talking about noise that happened of the added go highway, so this scription can be used as references for the goverment. This research aim to know the voice propagation pattern that produced from the measurement of the existence of highway and after the existence of overpass way. The mesurement has been used as a model of highway and overpass way is plywood which inform of square with long 1,2 m and wide 2,4 m. The mesurement has conducted at one particular net ( mash ) with long 25 cm and wide 25 cm with kind of point source is white noise filtered at frequency 250 Hz, 500 Hz, 1 KHz, 2 KHz, 4 KHz, 8 KHz. To reach the voice propagation pattern that occured at higway and overpass way, contour methode by 30 Field software has been used. From the result of research can be concluded that frequency at 250 Hz, I KHz, 2 KHz, the level of the noise was increased. These things happened because the existence of overpass way made reinforcement, while for frequency 500 Hz,4 KHz and 8 KHz. These things improved that the factor of overpass way material in this research influenced of noise level attenuation. For all frequencies, because the existence of overpass way ( at distance 25 cm up to 125 cm ) hence graph that happened was slow (- ), this matter indicated that there was noise attenuation ocured by absorption from plywood that has been used as a overpass way. This matter was not appropriate with the assumption that the use of overpass way can increase the noise level. Plywood material that has been used as substitute of overpass way could not be compared to the characterized of the real of overpass way that made of concrete. Because this reason could be suggested that for the next research is better not using plywood anymore as substitution of the high way .