K ebisingan artinya semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Kawasan pendidikan memerlukan suasana yang tenang dari kebisingan. Kebisingan menyebabkan meningkatnya keluhan dan gangguan kesehatan psikologis antara lain gangguan kenyamanan, gangguan komunikasi dan konsentrasi. Tingkat kebisingan akibat aktivitas lalu lintas menjadi salah satu sumber kebisingan di SD Negeri 06 Tanjung Duren. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 (KepMenLH 48/1996) tentang Baku Tingkat Kebisingan menetapkan 55 dB(A) bagi peruntukan kegiatan lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan lalu lintas Jalan Tanjung Duren terhadap lingkungan SD Negeri 06 Tanjung Duren, membandingkan tingkat kebisingan berdasarkan ketinggian lantai dan jaraknya ke sumber bising, menganalisis hubungan jumlah kendaraan dan v/c rasio terhadap bising terukur dan terhitung, serta merekomendasikan upaya pengendaliannya. Kebisingan diukur menggunakan Sound Level Meter Tipe TM-103 dengan pembacaan tingkat kebisingan sesaat per lima detik dalam waktu 10 menit sehingga sesuai metode standar KepMenLH 48/1996. Data primer yang dikumpulkan adalah tingkat kebisingan lingkungan sekolah, kebisingan lalulintas, volume kendaraan yang melintas di Jalan Tanjung Duren. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebisingan tertinggi adalah 76,4 dB(A) umumnya terjadi pada hari Rabu dan terendah adalah 65,9 dB(A) pada hari Minggu. Tingkat kebisingan yang dihasilkan pada hari kerja maupun hari libur telah melebihi baku mutu 55 dB(A). Kebisingan tertinggi terukur di lantai 3, yang dapat karenakan pantulan suara ke/dari dinding atau pintu ruangan. Upaya pengendalian kebisingan yang dapat dilakukan di SD Negeri 06 Tanjung Duren antara lain menggunakan barrier/penghalang dari tanaman, mengganti peralatan di sekolah dengan yang lebih ramah lingkungan seperti, pintu dengan desain solid dan penggunaan tirai pada jendela kelas.