Peningkatan kinerja simpang di jalan proklamasi Diponegoro Jakarta Pusat setelah rekayasa simpang
K emacetan di dalam pusat kota Jakarta di kawasan Menteng terjadi karena arus kendaraan yang akan meunuju Jatinegara dan Rawamangun. Maka pemerintah DKI Jakarta membangun underpass di simpang Matraman untuk mengurai dampak kemacetan tersebut. Untuk mengoptimalkan penggunaan underpass tersebut maka dilakukan rekayasa simpang di jalan Proklamasi-Diponegoro untuk memfasilitasi pengendara yang akan menggunakan underpass tersebut. Sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kinerja pada simpang tersebut. Perhitungan kinerja simpang dan ruas jalan sebagai prasarana pendukung pada penelitian ini menggunakan metode pada MKJI 1997. Hasil analisis DS eksisting simpang menunjukkan pada lengan simpang Penataran paling tinggi sebesar 1.19, 1.23 dan 1.37 pada jam puncak sore. Alternatif solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah memperbaiki prasarana pendukung simpang seperti papan penunjuk arah, pembuatan marka jalan, dan pembangunan pulau secara permanen. Melakukan Rekayasa Simpang untuk meningkatkan kapasitas simpang dengan menambah waktu hijau menjadi 25 detik pada lengan simpang Penataran sehingga kapasitas menjadi 697.21 smp/jam dan DS mengalami peningkatan menjadi 0.76, 0.79, 0.88. Rekayasa simpang dilakukan pada lengan simpang Cikini dan Diponegoro. Lengan simpang Cikini dilakukan penambahan satu lajur khusus untuk mengakomodir pengendara yang akan belok kiri jalan terus. Lengan simpang Diponegoro dilakukan penambahan lajur untuk mengurai jumlah antrian akibat panjang antrian pada lampu simpang. Melakukan manajemen lalulintas dengan mengalihkan kendaraan mobil dari jalan Penataran kearah Kuningan secara permanen melalui jalan alternatif. Pengalihan tersebut dilakukan dengan mengurangi beban kendaraan pada lengan simpang Penataran dan DS mengalami peningkatan menjadi 0.76, 0.79 dan 0.4.
C ongestion in the center of Jakarta in the Menteng area occurs because of the flow of vehicles going to Jatinegara and Rawamangun. So the DKI Jakarta government built an underpass at the Matraman intersection to unravel the impact of the congestion. To optimize the use of the underpass, an intersection was made on the Proklamasi-Diponegoro road to facilitate motorists who would use the underpass. So as to cause a change in performance at the intersection. Calculation of intersection and road performance as supporting infrastructure in this study using the method in MKJI 1997. The results of the existing DS intersection analysis show that the highest intersection of the arm at 1.19, 1.23 and 1.37 at the peak hour of the afternoon. An alternative solution to overcome this problem is to improve intersection support infrastructure such as signposts, road markings, and permanent island development. Performing an Intersection Engineering to increase the intersection capacity by increasing the green time to 25 seconds at the Upstream intersection arm so that the capacity becomes 697.21 pcu / hour and DS experiences an increase to 0.76, 0.79, 0.88. Engineering intersections are carried out at the arms of the Cikini and Diponegoro intersections. The Cikini intersection arm is added by a special lane to accommodate motorists who will turn left on the road. The Diponegoro intersection arm was added with a lane to unravel the number of queues due to the length of the queue at the intersection lights. Conduct traffic management by diverting the vehicle from Penataran road to Kuningan permanently through alternative roads. The transfer was carried out by reducing the vehicle load on the Penataran intersection arm and DS increased to 0.76, 0.79 and 0.4.