DETAIL KOLEKSI

Identifikasi faktor faktor kemacetan lalu lintas arteri primer Siliwangi - Narogong Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi (Studi hierarki, fungsi jalan, dan pemanfaatan ruang)

1.0


Oleh : Indra Putra Jaya

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Endrawati Fatimah

Pembimbing 2 : Jaap C. Levara

Subyek : Traffic congestion - Rawalumbu - Bekasi

Kata Kunci : traffic congestion factors, primary arterial road, hierarchy and road function, utilization of spac

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_PL_08311014_Bab-1.pdf 7
2. 2016_TA_PL_08311014_Bab-2.pdf
3. 2016_TA_PL_08311014_Bab-3.pdf
4. 2016_TA_PL_08311014_Bab-4.pdf
5. 2016_TA_PL_08311014_Bab-5.pdf
6. 2016_TA_PL_08311014_Bab-6.pdf
7. 2016_TA_PL_08311014_Daftar-pustaka.pdf

J alan arteri primer merupakan jalan sebagai penghubung kegiatan nasional dengan kegiatan wilayah, dan kegiatan wilayah dengan kegiatan lokal. Keberadaan jalan arteri primer didukung oleh jalan kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer sebagai penghubung kegiatan antar fungsi jalan. Setiap fungsi jalan memiliki standar pelayanan yang terdiri dari lebar jalan, kecepatan minimum, dan penggunaan moda angkutan yang boleh dilalui pada kelas jalan tersebut. Pada koridor Jalan Narogong-Siliwangi yang berada pada Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi, sebagai jalan arteri primer memiliki ketidaksesuaian standar dalam hal kecepatan minimumnya. Perlu diidentifikasi faktor-fakor penyebab kemacetan pada koridor Jalan Narogong-Siliwangi, mengingat fungsinya yang sangat penting sebagai jalan utama penghubung antar kegiatan. Mengacu pada PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, keberadaan jalan penghubung juga perlu diperhatikan, karena merupakan suatu kesatuan yang dapat saling mempengaruhi kegiatan lalu lintas pada masingmasing hierarki jalan atau fungsi jalan. Namun, kondisi fisik dari jalan penghubung ini sangat jauh dari standar yang ditetapkan, baik dalam hal lebar jalan, kecepatan minimum, maupun penggunaan moda angkutan yang diperbolehkan melewati fungsi jalan tersebut. Kegiatan perumahan tidak didukung oleh sarana transportasi sehingga mendorong masyarakat untuk berkendara menggunakan kendaraan pribadi dan menyebabkan tingginya bangkitan dan tarikan perjalanan baik dari jalan arteri primer menuju jalan penghubung, ataupun sebaliknya. Dan dengan adanya kegiatan industri di kelas jalan yang tidak seharusnya, menyebabkan pergerakan kendaraan moda angkutan barang tidak didukung oleh fungsi jalan yang baik. Oleh sebab itu perlu adanya arahan untuk menyelesaikan atau mengurangi kemacetan lalu lintas yang ada di Jalan Arteri Primer Narogong-Siliwangi, yaitu dengan cara pengembalian fungsi lebar jalan tersebut kepada fungsi semula sesuai dengan lebar jalannya. Namun dengan mempertimbangkan penggunaan lahan yang sudah padat di jalan tersebut, dan dengan kepemilikan surat izin membangun bangunan yang dimiliki warga maupun perusahaan yang ada, sehingga timbul alternatif lain yaitu pengadaan rekayasa lalu lintas, yaitu dengan diberlakukannya sistem satu arah pada Jalan Cipendawa Lama untuk moda angkutan barang, dan hanya kendaraan yang berasal dari kegiatan hunian yang boleh melintasi jalan tersebut, dan untuk angkutan barang yang berasal dari Jalan Cipendawa Lama tidak dapat langsung melalui Jalan Narogong-Siliwangi melainkan melewati Jalan Prapatan, lalu ke Jalan Caringin, dan keluar di Jalan Arteri Primer Narogong-Siliwangi, dan hal ini juga perlu didukung dengan kebijakan jam operasional angkutan barang yang jelas, sehingga tidak akan terjadi kontak dengan kegiatan lain yang akan menimbulkan masalah yang sama.

P rimary arterial road is a national road as a link between the national activies with the area activites, and the area activities with the local activites. The existence of primary arterial road is supported by primary collector road, local primary road and primary environment road as the link between every function of each road. Each street function has service standard that consists of road width, minimum speed, and the type of transport modes that may pass the road class. On the road corridor Narogong-Siliwangi which are located in districts Rawalumbu Bekasi City, as a primary arterial road has an incompatibility in terms of the minimum speed standard. It is necessary to identify the factors that cause traffic jam on the road corridor Narogong-Siliwangi, given the function is very important as the main connecting road between activities. Referring to PP 34 year of 2006 about Road, the existance of the connecting road is also important, because it is an entity that can affect each of the activities of traffic on each road hierarchy or the function of the road. However, the physical condition of the connecting road is very far from the established standard, both in terms of road width, minimum speed, as well as the use of transport modes that are allowed to pass the road function. Residential activity is not supported by the means of transport so encourage the society to use a private vehicle and caused high trip attraction and trip distribution on both primary arterial road towards the connecting road, and vice versa. And with the presence of industrial activity on the road class that shouldn’t be passed by the industrial transportation, causing the movement of freight vehicle transport modes are not supported by a proper road function. The width of the road can’t be adequate the dimensions of the mode of freight vehicles, causing queues of vehicles, which influences the state of traffic on primary arterial road, Narogong-Siliwangi Road. Therefore, the need for referral to resolve or reduce the traffic jam on Siliwangi Narogong primary arterial road, by restoring the function of road width to its original functions in accordance with the width of the road. But considering the land use in the area of the road is very compact, and with the ownership of building permit which is owned by residents and existing companies, so that appear other alternative which is traffic engineering procurement, by applying the one way system on Cipendawa Lama Road for the freight vehicles , and only allowing the vehicles from the residential area that may crossing the road, and for the freight vehicle that come from Cipendawa Lama Road could not directly passing through the Narogong-Siliwangi primary arterial road, but could pass the Prapatan Road, then heading to Caringin Road, and out in the Narogong-Siliwangi primary arterial road, and it is also need to be supported by a vivid freight vehicle operating hours policy, so there will be no contact with other activities which will cause the same problem.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?