Pengaruh nilai arus puncak ekspirasi terhadap fungsi kognitif pada remaja
G angguan kognitif berkaitan dengan proses kognitif sebagai modal pembelajaran. Gangguan kognitif salah satunya diinduksi oleh keadaan hipoksia anoksia. Karena oksigen sangat dibutuhkan oleh otak untuk metabolisme oksidasinya yang tinggi dibandingkan organ lain. Oksigen diperoleh melalui pertukaran udara dengan karbondioksida. Pertukaran udara terganggu terutama disebabkan oleh obstruksi pada saluran pernapasan. Keadaaan ini dapat diperiksa dengan melakukan pemeriksaan fungsi paru melalui pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE). Metode Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross sectional yang mengikutsertakan 82 siswa/i SMP Muhammadiyah 33 Tomang. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner yang meliputi riwayat merokok, riwayat penyakit asma ISAAC, dan wawancara fungsi kognitif MMSE, serta pengukuran APE yang menggunakan alat peak flow meter. Analisis data dengan menggunakan SPSS for windows versi 20 dan tingkat kemaknaan yang digunakan 0,005. Hasil Analisis uji fisher hubungan antara APE dengan fungsi kognitif diperoleh responden yang memiliki penurunan APE mengalami gangguan fungsi kognitif yaitu 4 orang (40%) dari 10 responden yang memiliki penurunan APE. Sedangkan responden yang tidak ada penurunan APE mengalami gangguan fungsi kognitif yaitu 1 orang (1,4%) dari 72 responden yang tidak ada penurunan APE. Pada uji analisis fisher didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan siswa/i yang mengalami penurunan APE akan mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan siswa/i yang tidak mengalami penurunan APE.
C ognitive disorders are related to cognitive processes as learning capital. Cognitive disorders, one of which is induced by anoxic hypoxia. Because oxygen is needed by the brain for high oxidation metabolism compared to other organs. Oxygen is obtained through air exchange with carbon dioxide. Disturbed air exchange is mainly caused by obstruction in the respiratory tract. This condition can be examined by performing pulmonary function examination through examination of expiratory peak current (APE). Methods The study used an observational analytic study with a cross sectional design that included 82 students of SMP Muhammadiyah 33 Tomang. Data were collected by filling out questionnaires that included smoking history, ISAAC asthma history, and MMSE cognitive function interviews, as well as APE measurements using peak flow meter devices. Data analysis using SPSS for Windows version 20 and the level of significance used 0.005. The results of the Fisher test analysis of the relationship between APE and cognitive function obtained by respondents who had a decrease in APE experienced cognitive impairment, namely 4 people (40%) of the 10 respondents who had a decrease in APE. Whereas respondents who did not have a decrease in APE experienced cognitive impairment, namely 1 person (1.4%) of 72 respondents who did not have a decrease in APE. Fisher's analysis test showed p value = 0.001 (p <0.05). Conclusion This study shows students who experience a decrease in APE will experience cognitive impairment compared to students who did not experience a decrease in APE.