Hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran fisik siswa SMA
K ebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan kelelahan berlebih. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran fisik adalah kebiasaan merokok, di mana secara singkat rokok memiliki karbon monoksida yang memiliki afinitas terhadap hemoglobin 250 kali lebih kuat dari oksigen, padahal pasokan oksigen merupakan komponen penting dalam kebugaran fisik yaitu daya tahan kardiorespirasi. Angka perokok remaja sendiri terus meningkat dan menjadi masalah global, terutama di Indonesia. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mencari hubungan antara kebiasaan merokok dengan kebugaran fisik siswa SMA. Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 110 siswa SMA Pangudi Luhur Jakarta. Penelitian ini meliputi Harvard Step Test untuk menilai kebugaran fisik dan pengisian kuesioner kebiasaan merokok untuk menilai kebiasaan merokok. Analisis data dengan menggunakan uji Spearman. Hasil Uji Spearman didapatkan nilai p = 0,048 (p < 0,05) dan correlation coefficient -0,189 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kebiasaan merokok dengan kebugaran fisik, dimana semakin tinggi kebiasaan merokok akan semakin rendah kebugaran fisik. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kebugaran fisik siswa SMA.
P hysical fitness is the ability to carry out daily activities and adaptation to physical loading without causing excessive fatigue. One of the factors that can affect physical fitness is smoking, in which cigarettes have carbon monoxide which has an affinity for hemoglobin 250 times stronger than oxygen, whereas oxygen supply is an important component in physical fitness, namely cardiorespiratory endurance. The number of teenage smokers themselves continues to increase and become a global problem, especially in Indonesia. So researchers feel the need to find a relationship between smoking habits and physical fitness of high school students. The study used an observational analytic study with a cross-sectional design which included 110 Pangudi Luhur Jakarta high school students. This study includes the Harvard Step Test to assess physical fitness and fill out a smoking habit questionnaire to assess smoking habits. Data analysis using Spearman test. Spearman test results obtained p = 0.048 (p <0.05) and correlation coefficient of -0.189 so that it can be concluded that there is a weak relationship between smoking habits and physical fitness, where the higher the smoking habit, the lower physical fitness. There is a relationship between smoking habits and physical fitness of high school students.