Hubungan PRGE dan tingkat kontrol dengan obstruksi saluran napas pasien asma
P enyakit Refluks Gastroesofageal (PRGE) merupakan suatu keadaan melemahnya sfingter esophagus bagian bawah yang mengakibatkan terjadinya refluks cairan asam lambung ke dalam esofagus.(1) Disfagia sebagai salah satu gejala PRGE dapat mempengaruhi uji tes fungsi paru.(2) Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan jalan napas kronik dan masih menjadi masalah kesehatan di semua negara. Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi Asma di Indonesia mencapai 4,5%. Hal ini melatarbelakangi penelitian untuk mencari hubungan PRGE dan tingkat kontrol dengan derajat obstruksi saluran napas pada pasien asma. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode potong silang. Sampel berjumlah 32 orang yang didapat dengan cara consecutive non random sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Juli 2018 di Poliklinik Paru RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan dengan menggunakan pemeriksaan spirometri, mengisi kuesioner asthma control test, dan GERD-Q. Analisis data menggunakan program statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASIL:Dari 32 responden, 84,4% kemungkinan bukan PRGE, 90,6% mengalami obstruksi saluran napas, 84,4% memiliki asma tidak terkontrol. Hubungan PRGE dan tingkat kontrol dengan obstruksi saluran napas pasien asma memiliki nilai p < 0,05. Hasil serupa juga ditemukan pada hubungan antara asthma control test dan obstruksi saluran napas pada pasien asma (p = 0,410) Penelitian ini menujukkan tidak ada hubungan PRGE dan obstruksi saluran nafas pasien asma, serta tidak ada hubungan antara asthma control test dan obstruksi saluran napas pasien asma.
P enyakit Refluks Gastroesofageal (PRGE) merupakan salah satu kelemahannya yang ditemukan di esofagus bagian bawah yang berkaitan dengan refluks cairan asam lambung ke dalam esofagus. (1) ditandai dengan cadangan jalan napas kronik dan masih menjadi masalah kesehatan di semua negara. Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi Asma di Indonesia mencapai 4,5%. Hal ini melatarbelakangi penelitian untuk mencari hubungan PRGE dan tingkat kontrol dengan derajat obstruksi saluran napas pada pasien asma. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode potong silang. Sampel diambil 32 orang yang diperoleh dengan cara consecutive non random sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April - Juli 2018 di Poliklinik Paru RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan dengan menggunakan spirometri, mengisi kuesioner tes kontrol asma, dan GERD-Q. Analisis data menggunakan program statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASIL: Dari 32 responden, 84,4% menggunakan bukan PRGE, 90,6% menggunakan obstruksi saluran napas, 84,4% memiliki asma tidak terkontrol. Hubungan PRGE dan kontrol tingkat dengan obstruksi saluran napas pasien asma memiliki nilai p <0,05. Hasil Populer juga ditemukan pada hubungan antara tes kontrol asma dan obstruksi saluran napas pada pasien asma (p = 0,410) Penelitian ini menujukkan tidak ada hubungan PRGE dan saluran obstruksi saluran napas pasien asma, serta tidak ada hubungan antara tes kontrol asma dan obstruksi saluran napas pasien asma .