DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara konsumsi kopi dan kejadian gastroesophageal reflux disease pada usia 18-24 tahun


Oleh : Putri Aliyah Denizar

Info Katalog

Nomor Panggil : S 2080

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2023

Pembimbing 1 : Suriyani

Subyek : Gastroesophageal reflux;Coffee

Kata Kunci : coffee consumption, gastroesophageal reflux disease (GERD), young adults, age 18-24 years old

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2023_TA_SKD_030001900108_Halaman-Judul.pdf 16
2. 2023_TA_SKD_030001900108_Pengesahan.pdf 1
3. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-2_Tinjauan-Literatur.pdf 12
5. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-3_Kerangka-Teori.pdf 4
6. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-4_Metode-Penelitian.pdf 6
7. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-5_Hasil.pdf 6
8. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-6_Pembahasan.pdf 9
9. 2023_TA_SKD_030001900108_BAB-7_Kesimpulan.pdf 1
10. 2023_TA_SKD_030001900108_Daftar-Pustaka.pdf 5
11. 2023_TA_SKD_030001900108_Lampiran.pdf 21

M enurut Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia(Kemendagri RI), jumlah penduduk Indonesia pada rentang usia 15-19 tahunsebanyak 21,56 juta jiwa dan pada usia 20-24 tahun sebesar 22,98 juta jiwa padatahun 2021. Pada masa dewasa muda banyak masalah baru yang berkaitan dengankebiasaan dan gaya hidup, salah satunya kebiasaan konsumsi kopi yang diyakinidapat meningkatkan konsentrasi dan fokus seseorang serta dapat mengatasi rasakantuk. Namun, kandungan kafein pada kopi membuat terjadinya peningkatanproduksi asam lambung yang dapat naik hingga ke esofagus dan merupakan gejalamendasar pada penderita penyakit Gastroesophageal reflux disease (GERD).Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara konsumsikopi dengan kejadian GERD pada usia 18-24 tahun.METODE : Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 177 respondendewasa muda usia 18-24 tahun yang tinggal di daerah Jakarta Utara pada bulanSeptember-November 2022. Variabel yang diteliti diantaranya konsumsi kopi dankejadian gastroesophageal reflux disease (GERD). Pengukuran konsumsi kopimenggunakan kuesioner yang dibuat mandiri berisi 5 item pertanyaan, sedangkanpengukuran GERD menggunakan kuesioner GERD-Q yang terdiri dari 6 itempertanyaan . Analisis data dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis chisquare dengan menggunakan program SPSS versi 26.HASIL : Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (70.6%).Responden dengan frekuensi konsumsi paling banyak 1-2 kali per minggu (33.9%),jenis kopi yang sering dikonsumsi adalah kopi dengan campuran(susu/creamer/cokelat) (75.1%), volume kopi terbanyak adalah tall (354 ml)(43.5%), waktu konsumsi kopi paling sering dimalam hari (36.2%), dan konsumsikopi ≥2x/hari paling banyak pada pagi dan malam hari (32.3%). Analisis hubunganfrekuensi konsumsi kopi dan GERD (p=0,145), jenis kopi yang sering dikonsumsidan GERD (p=0,646), volume kopi dan GERD (p=0,836), waktu konsumsi kopidan GERD (p=0.467), dan konsumsi kopi ≥2x/hari dan GERD (p=0.734)KESIMPULAN : Prevalensi konsumsi kopi pada usia 18-24 tahun di Jakarta Utarasebesar 33.9% mengonsumsi kopi dengan frekuensi 1-2 kali per minggu dan 75%meminum kopi dengan campuran (susu/creamer/cokelat). Sekitar 72.3% dewasamuda pada usia 18-24 tahun di Jakarta Utara kemungkinan tidak menderita GERD.Tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi kopi dengan kemungkinanmenderita GERD pada dewasa muda usia 18-24 tahun di daerah Jakarta Utara

A ccording to the Ministry of Home Affairs of the Republic ofIndonesia (Kemendagri RI), the total population of Indonesia in the age range of15-19 years is 21.56 million people and at the age of 20-24 years is 22.98 millionpeople in 2021. In adulthood young people have many new problems related tohabits and lifestyle, one of which is the habit of consuming coffee which is believedto increase a person's concentration and focus and can overcome drowsiness.However, the caffeine content in coffee causes an increase in stomach acidproduction which can rise up to the esophagus and is a fundamental symptom inpeople with Gastroesophageal reflux disease (GERD). The purpose of this studywas to analyze the relationship between coffee consumption and the incidence ofGERD at the age of 18-24 years.METHODS: This study used a cross-sectional design on 177 young adultrespondents aged 18-24 years living in the North Jakarta area in September-November 2022. The variables studied included coffee consumption and theincidence of gastroesophageal reflux disease (GERD). The measurement of coffeeconsumption used a questionnaire that was made independently containing 5question items, while the GERD measurement used the GERD-Q questionnairewhich consisted of 6 question items. Data analysis was carried out using descriptiveanalysis and chi square analysis using the SPSS version 26 program.RESULTS: Most of the respondents were female (70.6%). Respondents with themost frequency of consumption 1-2 times per week (33.9%), the type of coffee thatis often consumed is coffee with a mixture (milk/creamer/chocolate) (75.1%), thehighest volume of coffee is tall (354 ml) (43.5%), the most frequent time of coffeeconsumption was at night (36.2%), and the most coffee consumption ≥2x/day wasin the morning and evening (32.3%). Analysis of the relationship between coffeeconsumption frequency and GERD (p=0.145), types of coffee frequently consumedand GERD (p=0.646), volume of coffee and GERD (p=0.836), time of coffeeconsumption and GERD (p=0.467), and coffee consumption ≥2x/day and GERD(p=0.734)CONCLUSION: The prevalence of coffee consumption at the age of 18-24 yearsin North Jakarta is 33.9% consuming coffee with a frequency of 1-2 times per weekand 75% drinking coffee with a mixture (milk/creamer/chocolate). Approximately72.3% of young adults aged 18-24 years in North Jakarta may not suffer fromGERD. There is no significant relationship between coffee consumption and theprobability of suffering from GERD in young adults aged 18-24 years in the NorthJakarta area

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?