Hubungan masa kerja dengan nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada buruh pabrik X
W orld Health Organization (WHO) menyatakan Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab dari 70% kematian di dunia termasuk di dalamnya adalah penyakit pernafasan kronik. Timbulnya penyakit akibat kerja telah mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. Organ paru dan saluran nafas merupakan organ dan sistem tubuh yang paling sering terpajan bahan-bahan yang berbahaya di tempat kerja. Pajanan debu akibat kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit paru kerja yang mengakibatkan gangguan fungsi paru. Masa sampai terjadinya gangguan fungsi paru terjadi cukup lama. Salah satu aspek yang ingin ditinjau oleh peneliti adalah pengaruh dari akumulasi debu yang kaitannya pada masa kerja dengan nilai Arus Puncak Ekspirasi serta mengetahui factor resiko lainnya. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan potong lintang yang mengikutsertakan 45 responden usia produktif (15-65) tahun pada pabrik tekstil X yang berada di Bekasi, Indonesia. Wawancara dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan peak-flow meter untuk mengetahui nilai Arus Puncak Ekspirasi. Serta Analisa univariat dan korelasi bivariat dengan spearman menggunakan SPSS versi 23. Hasil uji korelasi spearman menyatakan bahwa nilai (r = -0,508, p = 0,00) sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dan nilai Arus Puncak Ekspirasi pada buruh pabrik X yang tidak searah. Penelitian ini menyatakan terdapat hubungan antara masa kerja dengan nilai Arus Puncak Ekspirasi pada buruh pabrik X.
W orld Health Organization (WHO) declared 70% of world’s mortality caused by non-communicable diseases including Chronic Respiratory diseases. Indonesian government has already put the human diseases caused by work into a consideration. Lungs and the other respiratory system were the most exposed organs from all harmful-exposures at workplace. Dust exposure can cause so many lung diseases and lower the lungs function. The period of disease development in lungs takes a long time. One of the aspects we are going to examine is the effect of dust accumulation associated with work period to Peak Expiratory flow rate and acknowledge another risk factors. This research is an analytical study with cross-sectional approach include 45 respondents (15-65 years) from textile factory X in Bekasi, Indonesia. Interviews and data accumulation were conducted using questionnaire and peak-flow meter to calculate the peak expiratory flow rate. Univariate analysis and bivariate correlation with spearman correlation test were processed by SPSS version 23. The results of the spearman correlation test stated that the value (r = -0,508, p = 0,00) therefore it was concluded that there was a statistically significant correlation between work period and peak expiratory flow rate of the laborers but not in the same direction. This research shows that there is a correlation between work period and peak expiratory flow rate of the laborers in factory X.