Analisa karakteristik batuan pada X lapangan Y
P ada tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa besarnya karakteristik batuan pada sumur X lapangan Y. Pengukuran yang dilakukan antara lain: porositas, permeabilias, saturasi, tekanan kapiler dan wettability dengan menggunakan sampel batuan yang berasal dari sumur X lapangan Y itu sendiri. Sampel batuan yang diambil lapisan L dan lapisan S. Percobaan ini dilakukan pada lapangan Y, dengan membuat simulasi air formasi. Pada dasarnya air formasi yang terdapat pada laboratorium sangatlah terbatas, sehingga air formasi dapat disimulasikan dengan menggunakan bahan – bahan kimia yang hasilnya dapat menyerupai air formasi pada lapangan sesungguhnya, simulasi air formasi ini disebut juga dengan brine. Brine ini diperlukan dalam proses pengujian dilaboratorium. Sebelum menentukan besar tekanan kapiler ini terlebih dahulu diketahui besar parameter – parameter pendukung yaitu seperti porositas ( Ø ), permeabilias ( K ) , saturasi ( Sw ). Jenis lithologi batuan dan mineral penyusunan batuan dilakukan pada Laboratorium Routine Core Analysis akan menjadi acuan tekanan kapiler ( Pc ), saturasi dan wettability di Laboratorium Special Core Analysis. Dengan menggunakan sampel batuan yang berbeda, akan di uji beberapa parameter yaitu tekanan kapiler dengan dua metode yaitu Metode Centrifuge Capillary Pressure digunakan sampel batuan #5, #9A, #16, #28, #32 dan #41, dengan dengan mengatur tekanan sebesar 1psi, 2psi, 4psi, 8psi, 15psi dan 35psi maka akan didapat besar dari nilai Sw, dan Mercury Injection Capillary Pressure digunakan sampel batuan #9B, #16B, #28B dan #32B dengan terlabih dahulu mengatur tekanan 1psi – 2000psi maka akan didapat besar dari nilai Sw, selain itu juga didapat besar nilai Pore Size Distribution dari ke 4 sampel batuan tersebut. Kemudian pada penentuan wettability digunakan sampel #7, #16, #29 dan #31, dari ke 4 sampel tersebut maka akan didapat water wettability index. Diperoleh hasil dan dapat disimpulkan bahwa: 1). Porositas dan permeabilitas pada batuan sandstone lebih besar dibandingkan dengan batuan limestone karena batuan Sandstone memiliki penyebaran pori batuan dan permeabilitasnya lebih seragam dibandingkan batuan Limestone, hal ini tersebut dapat dilihat pada gambar 5.1 . 2). Pada pengujian brine didapat besar Sanilitas air pada lapisan Limestonesebesar 12143.84 mm/l dan Sanilitas air pada lapisan S sebesar 12444.09 mg/l. 3). Pengujian dengan Cell Capillary Pressure dari 6 sampel batuan yaitu #5, #9A, #16, #28, #32 dan #41 memiliki hubungan antara tekanan kapiler dengan saturasi air menunjukkan perbedaan permeabilitas yang dimiliki setiap batuan menyebabkan nilai saturasi air yang semakin kecil dan dapat dilihat pada gambar 5.2 4). Dari pengujia mercury injection capillary pressure didapat ukuran pori dari sampel yang digunakan terbanyak yaitu berkisar antara 1- 10 µm. 5). Pada pengukuran wettability dari ke – 4 sampel yang di uji yaitu #7C, #16C, #29C, dan #31C didapatkan hasil bahwa semua bersifat water wet, dimana pada kedua lapisan L dan S dengan perincian sebagai berikut : pada lapisan L didapat total water wer index sebesar 0.4523, sedangkan oil wet index sebesar 0.1552, sedangkan pada lapisan S didapat total water wet index sebesar 0.4726 sedangkan oil wet index sebesar 0.5618. jadi secara keseluruhan pada lapisan L maupun lapisan S didapatkan nilai water wet index yang lebih besar dari oil wet index ini menunjukkan kedua lapisan bersifat water wet.