Penerapan kawasan rekreasi berlanggam budaya Betawi (the regional application of Betawi's recreation cultural Customs)
J akarta sebagai Kota Metropolitan memiliki kebudayaan asli yang masyarakatnya atau penduduknya disebut Suku Betawi. Masyarakat Betawi mempunyai kebudayaan tersendiri yang dapat terlihat pada kehidupan sehari-hari yang tergambar dalam adat istiadat, bahasa termasuk dialeknya, keseniannya yang menarik. Tetapi untuk melihat kebudayaan Betawi yang kompleks sangat sulit ditemukan di Jakarta, sebab pembangunan yang semakin pesat membuat mereka harus tergeser ke pinggiran Kota Jakarta.Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibentuklah satu wadah sebagai tempat berkumpulnya aktivitas hiburan yang berdasarkan nilai seni budaya Betawi. Dengan adanya lokasi yang terdapat di Kawasan Pemukiman Cagar Budaya Betawi Jaga Karsa, Kecamatan Pasar Minggu yang mayoritas penduduk aslinya bersuku Betawi dan memiliki kebudayaan Betawi. Lokasi tersebut sangat mendukung untuk kegiatan yang dapat mengembangkan dan melestarikan aktivitas budaya Betawi.Tujuan dari perancangan proyek ini adalah untuk mewadahi aspek-aspek budaya Betawi, baik aspek fisik, maupun aspek social yang berhubungan dengan seni dan budaya Betawi, serta dapat digunakan sebagai landasan obyek tapak yang mencerminkan lingkungan kehidupan Betawi. Kemudian untuk sasaran utama dari perancangan proyek ini adalah untuk mewujudkan ruang luar yang merupakan salah satu wadah untuk dikembangkannya budaya Betawi pada lingkungan, yang memiliki nilai-nilai seni dan budaya Betawi yang diharapkan dapat memperkuat ruang luarnya.Konsep dasar perancangan tempat rekreasi ini adalah berlandaskan pada tempat rancangan proyek, yang bertemakan Ekspresi Budaya Betawi, dan tema tersebut memiliki suatu pengertian berupa ungkapan untuk mengembangkan dan mencerminkan corak seni dan budaya Betawi ke dalam tapak, memlalui pola bentuk, pola ruang dan pola sirkulasi.Perancangan tempat rekreasi ini diolah dengan mengembangkan bentuk aktifitas dan fasilitas berdasarkan kebutuhan dan sumberdaya tapak yang ada. Pembagian area pada tapak ini mengacu pada pembagian ruang rumah Betawi. Dimana pembagian dari ruang Betawi ini dibagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari Ruang Depan Serambi, Ruang Tengah Dalam dan Ruang Belakang Paseban. Untuk penerapan perancangan ruang luarnya, tapak juga sebagai kegiatan rekreasi yang menggambarkan Seni dan budaya Betawi, hal tersebut dapat dilihat dari adanya Sub Area Tempat Berkumpul Pengunjung, Langgar, Lapangan Pencak Silat, Bale Kongkow, Kebun Buah, Tempat Kumpul Seniman, Kumpul Bocah, Pasar Malam dan Warung Oleh-Oleh, dan untuk pembagian area yang terakhir berupa ruang belakang sebagai area rekreasi yang memanfaatkan potensi situ, karena kegiatan luarnya berdekatan langsung maupun tidak langsung dengan situ yang ada pada tapak rancangan.Vegetasi dalam tapak, menggunakan vegetasi existing yang didominasi oleh vegetasi berjenis tanaman produktif perkebunan, berupa tanaman buah-buahan dan untuk pemilihan jenis tanaman lainnya disesuaikan dengan fungsi dan symbol dari masing-masing sarana yang ada.
J akarta as a Metropolitan City has an original culture whose people or residents are called the Betawi Tribe. The Betawi people have their own culture that can be seen in everyday life which is reflected in their customs, languages ​​including dialects, interesting arts. But to see the complex Betawi culture is very difficult to find in Jakarta, because the rapid development has forced them to move to the outskirts of Jakarta.To overcome this, a forum was formed as a gathering place for entertainment activities based on the value of Betawi cultural arts. With the location in the Betawi Cultural Heritage Residential Area, Jaga Karsa, Pasar Minggu District, the majority of the original population is Betawi ethnicity and has Betawi culture. This location is very supportive for activities that can develop and preserve Betawi cultural activities.The purpose of designing this project is to accommodate aspects of Betawi culture, both physical aspects and social aspects related to Betawi art and culture, and can be used as a foundation for site objects that reflect the Betawi environment. Then for the main objective of the design of this project is to create an outdoor space which is a platform for the development of Betawi culture in the environment, which has Betawi artistic and cultural values ​​which are expected to strengthen its outer space.The basic concept of designing this recreation area is based on the project design site, which has the theme of Betawi Cultural Expressions, and this theme has a meaning in the form of expressions to develop and reflect Betawi art and cultural patterns into the site, through form patterns, spatial patterns and circulation patterns.The design of this recreation area is processed by developing forms of activities and facilities based on the needs and existing site resources. The division of the area on this site refers to the division of the Betawi house space. Where the division of the Betawi space is divided into 3 parts consisting of the front room of the foyer, the interior room and the back room of the Paseban. For the application of outdoor space design, the site is also a recreational activity that depicts Betawi art and culture, this can be seen from the presence of a Sub Area for Visitor Gathering, Langgar, Pencak Silat Field, Bale Kongkow, Fruit Garden, Artist Gathering Place, Boy Gathering, Market Evening and Souvenir Stalls, and for the division of the latter area in the form of a back room as a recreational area that utilizes the potential of the site, because the outside activities are directly or indirectly adjacent to the site on the design site.Vegetation in the site uses existing vegetation which is dominated by productive plantation type vegetation, in the form of fruit plants and for the selection of other types of plants it is adjusted to the functions and symbols of each existing facility.