P ertikaian yang berulang kali terjadi di wilayah Manggarai telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan menjadi warisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kondisi ini mengubah pertikaian menjadi bagian dari budaya dan mengakibatkan pertikaian menjadi fenomena yang terus berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman dan penjelasan mengenai arti pertikaian menurut para pelaku yang terlibat di wilayah Manggarai dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang melibatkan langkah- langkah seperti pengamatan awal, pembentukan masalah penelitian, pengumpulan data, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertikaian yang terjadi di Manggarai dan sekitarnya didasari oleh solidaritas antara individuindividu. Pertikaian dianggap sebagai perilaku yang normal dan bukan tindakan kriminal dalam pandangan masyarakat setempat. Para pelaku tidak menganggap pertikaian sebagai tindakan kriminal karena mereka terlibat dalam pertikaian sebagai bentuk pembelaan terhadap harga diri dan tempat tinggal mereka, sehingga pertikaian terus berlanjut hingga saat ini.