Perancangan Stasiun Terpadu Manggarai dengan pendekatan arsitektur tropis
I ndonesia, sebuah negara tropis dengan dua musim yang berbeda, yakni musim hujandan musim panas, ditandai dengan populasi yang besar dan padat. Jakarta, salah satukota di Indonesia, menjadi pusat perkotaan yang padat penduduknya. Namun,kurangnya opsi transportasi umum yang efisien di Jakarta telah menyebabkan sebagianbesar penduduk kota memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana utamatransportasi. Lonjakan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalanyang tersedia telah mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang parah. Jika Jakarta gagalmengatasi sistem transportasinya secara komprehensif, diperkirakan bahwa kota iniakan menghadapi lumpuh total dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mengatasimasalah ini, Pemerintah Provinsi Jakarta berencana meningkatkan transportasi umum di dalam kota, termasuk pembangunan jalur kereta api baru. Pembuatan stasiun yang mampu menampung jalur-jalur baru ini sangat penting, dan salah satu inisiatif seperti itu melibatkan redesain Stasiun Manggarai menjadi Stasiun Terpadu Manggarai.Pembaruan ini akan mencakup struktur fisik dan fasilitas serta infrastruktur yang sudah ada. Tujuannya adalah mencapai bentuk arsitektur modern yang selaras dengan perkembangan kontemporer sambil tetap memperhatikan faktor-faktor unik dan elemen-elemen dari wilayah sekitarnya, khususnya dalam konteks Jakarta.Transformasi Stasiun Manggarai, dengan Pendekatan Arsitektur Tropis, akanmembawa estetika baru bagi stasiun tersebut. Selain itu, upaya ini akanmemperkenalkan fasilitas tambahan seperti taman terbuka dan sejenisnya, semua sambil menjunjung tinggi prinsip-prinsip kenyamanan dan estetika
I ndonesia, a tropical country with two distinct seasons - rainy and dry - ischaracterized by a large and dense population. Jakarta, one of the cities in Indonesia,has become a densely populated urban center. However, the lack of efficient public transportation options in Jakarta has led a significant portion of the city's population to choose private vehicles as their main mode of transportation. The surge in thenumber of vehicles, which is disproportionate to the available road capacity, hasresulted in severe traffic congestion. If Jakarta fails to comprehensively address itstransportation system, it is estimated that the city will face complete paralysis in thecoming years. To tackle this issue, the Jakarta Provincial Government plans toimprove public transportation within the city, including the construction of newrailway lines. Creating stations capable of accommodating these new routes is crucial, and one such initiative involves the redesign of Manggarai Station into an IntegratedManggarai Station. This update will encompass the physical structure, facilities, and existing infrastructure. The goal is to achieve a modern architectural form that aligns with contemporary developments while still considering the unique factors and elements of the surrounding region, particularly in the context of Jakarta. Thetransformation of Manggarai Station, guided by the Tropical Architecture Approach, will bring a new aesthetic to the station. Furthermore, this effort will introduceadditional amenities such as open gardens and the like, all while upholding principles of comfort and aesthetics.