Akibat konversi lahan pertanian pada kondisi sosial ekonomi petani penggarap
K ecamatan Telukjambe Timur pada Kabupaten Karawang memiliki persawahan yang cukup luas. Masalah konversi atau alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan perumahan terus berlangsung sampai saat ini.. Dampak dari berkurangnya lahan garapan adalah bagi petani penggarap yang pendapatannya berkurang akibat berkurang nya lahan pertanian dikarenakan sistem bagi hasil dengan petani pemilik yang sudah di konversikan menjadi permukiman dan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi petani penggarap dengan adanya konversi lahan pertanian menjadi industri dan permukiman. Pada penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability dengan pengambilan data nya menggunakan teknik snow-ball dengan jumlah sampel 10 informan, teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi petani penggarap. Berdasarkan hasil penelitian, pada tahun 2013 hingga 2023 konversi lahan sawah menjadi permukiman terbesar berada pada Desa Sukaharja dengan luas 14,69 ha, dan konversi lahan sawah menjadi industri terbesar berada pada Desa Purwadana dengan luas 8,6 ha. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi ekonomi pada Desa Purwadana yang melakukan konversi lahan pertanian menjadi industri lebih baik dikarenakan tingkat pendapatan menurun tetapi peluang dalam mendapatkan kerja sangat tinggi dibandingkan dengan Desa Sukaharja. Hasil dari penelitian Kondisi Sosial pada desa Purwadana menjadi lebih baik dikarenakan kondisi rumah tinggal yang sudah tidak sewa dan digunakan sebagai usaha untuk menaikan pendapatan, serta rumah tinggal informan meskipun ada yang tidak dekat jalan utama tapi dekat dengan fasilitas sosial. Akses untuk melewati juga mudah karena jalan nya sudah di perbaiki dibandingkan dengan Desa Sukaharja
E ast Telukjambe Sub-district in Karawang Regency has a large area of rice fields. The problem of conversion or conversion of agricultural land into industrial and residential areas continues to this day. The impact of the reduction in arable land is for tenant farmers whose income is reduced due to reduced agricultural land due to the profit-sharing system with owner farmers who have been converted into settlements and affect the socio-economic conditions of farmers. Therefore, the purpose of this study is to determine changes in the socio-economic conditions of tenant farmers with the conversion of agricultural land into industry and settlements. The research used descriptive qualitative. The sampling method in this study uses non probability with data collection using snow-ball technique with a sample size of 10 informants, the data analysis technique used in this study is descriptive comparative to describe the socio-economic conditions of tenant farmers. Based on the results of the research, from 2013 to 2023, the conversion of paddy fields into settlements is largest in Sukaharja Village with an area of 14.69 ha, and the conversion of paddy fields into industry is largest in Purwadana Village with an area of 8.6 ha. The result of this research is that the economic condition of Purwadana Village that converts agricultural land into industry is better because the income level decreases but the opportunity in converting agricultural land into industry is better