Peranan sektor industri Tektil dan Produk Tektil (TPT) terhadap perekonomian Indonesia : anlisis input - output
P enelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar angka keterkaitan langsung dan tidak langsung, indeks daya penyebaran, indeks derajat kepekaan dan angka pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor tekstil dan produk tekstil dalam lingkup perekonomian Indonesia tahun 2005. Untuk mendapatkan tujuan penelitian tersebut, analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis data pada Tabel Input-Output Indonesia 175 sektor pada tahun 2005. Data yang dianalisis dari Tabel Input-Output tersebut adalah data transaksi domestik atas dasar harga produsen. Sektor-sektor tersebut diagregasi menjadi 68 sektor. Hal ini dilakukan untuk melihat dampak penyebaran dan keterkaitan sektor tekstil dan produk tekstil terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Pada hasil analisis data, industri serat dan pemintalan benang memiliki nilai keterkaitan ke belakang lebih kecil dibandingkan keterkaitan ke depannya. Industri tekstil (kain), industri pakaian jadi (garmen), dan industri tekstil lainnya memiliki nilai keterkaitan ke belakang lebih besar dibandingkan keterkaitan ke depannya.. Dalam analisis indeks daya penyebaran, industri serat dan pemintalan benang, industri tekstil (kain), industri pakaian jadi (garmen), dan industri tekstil lainnya mampu dalam meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau meningkatkan output sektor-sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor industri itu sendiri karena memiliki nilai indeks daya penyebaran yang lebih besar dari satu. Indeks daya penyebaran yang lebih besar dari satu memiliki arti bahwa sektor tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya. Dan pada analisis indeks derajat kepekaan, industri tekstil (kain), industri pakaian jadi dan industri tekstil lainnya tidak mampu dalam mendorong produksi sektor hilirnya yang menggunakan input dari sektor industri tersebut karena memiliki nilai indeks derajat kepekaan yang kurang dari satu. Pada analisis pengganda, untuk analisis pengganda output, sektor industri pakaian jadi memiliki angka pengganda output terbesar dari subsektor lainnya yaitu sebesar 2,4647. Untuk angka pengganda pendapatan rumah tangga, sektor industri serat dan pemintalan memiliki angka pengganda pendapatan rumah tangga terbesar dari subsektor lainnya yaitu sebesar 0,1644. Dan pada angka pengganda tenaga kerja, sektor industri serat dan pemintalan memiliki angka pengganda tenaga kerja terbesar dari subsektor lainnya yaitu sebesar 0,0214. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa sektor tekstil dan produk tekstil Indonesia adalah sektor yang berada di posisi hilir dimana sektor tersebut merupakan sektor yang menghasilkan output yang langsung dikonsumsi oleh konsumen akhir. Jika Pemerintah dapat mengoptimalkan sektor ini dengan baik, maka sektor tekstil dan produk tekstil dapat berperan sebagai penarik output output dari sektor-sektor hulunya.
T his study aims to determine how well the number of direct and indirect linkages, index of power deployment and index of the degree of sensitivity as well as the multiplier output, income, and labor sectors of textiles and textile products within the scope of the Indonesian economy in 2005. To get the purpose of the study analysis, this research is done by analyzing the data on Indonesian Input- Output Table 175 sectors in 2005. Analyzed data from the Input-Output Table is a data transaction on the basis of domestic producer prices. These sectors are aggregated into 68 sectors. This is done to see the impact of deployment and linkage textiles and textile products to other sectors of the economy. In the analysis of data, fiber and yarn spinning industry has backward linkages value is smaller than the linkages in the future. Textile industry (fabric), the apparel industry (garment), and the other has a value of industrial textiles backward linkages greater than the relationship in the future. In the analysis of the spread of the power index, industrial fiber and yarn spinning, textile (cloth), industry apparel (garment), and the textile industry was able to increase the upstream sector growth or increase the output of other sectors that are used as inputs by industry sector itself because it has the power dispersion index value greater than one. Power dispersion index greater than one means that the sector is able to enhance the growth of the upstream sector. Analysis of the degree of sensitivity index, industrial textile (cloth), the apparel industry and textile industry can not afford to encourage the production of the downstream sector which uses the input from the industrial sector as it has a degree of sensitivity index values less than one. In the multiplier analysis, for the analysis of output multipliers, the apparel industry has the largest output multiplier of the other sub-sectors is equal to 2.4647. For household income multiplier, fiber and spinning sector has multiplier largest household income from other sub-sectors is equal to 0.1644. In the employment multiplier, fiber and spinning sector had the largest employment multiplier of other sub-sectors is equal to 0.0214. From the analysis of the data, it can be concluded that the textile and clothing sector is the sector that Indonesia was in a position downstream of where the sector is a sector that produces an output that is directly consumed by final consumers. If the Government can properly optimize the sector, then the sector of textiles and textile products may act as a puller outputs of upstream sectors.