Pengaruh ekstrak etanol stenochlaena palustris (burm.f.) Bedd. Terhadap viabilitas dan apoptosis lini sel hsc-3
L atar Belakang: Sebesar 90% kasus kanker mulut berasal dari jaringan skuamosa,sehingga disebut sebagai KSS rongga mulut, dan menempati urutan kelima darikasus kanker diseluruh dunia. Salah satu tanaman yang memiliki potensi untukdikembangkan sebagai agen kemopreventif adalah S. palustris, yang dikenal dalambahasa sehari-hari sebagai kelakai. Tujuan: Untuk mengetahui potensi ekstraketanol S. palustris terhadap viabilitas dan apoptosis pada lini sel HSC-3. Metode:Penelitian eksperimental laboratorium secara in vitro. Sel HSC-3 diberikan 5kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif dengan doksorubisin 1μM, dan perlakuan dengan ekstrak etanol S. palustris. (100, 500, dan 1.000 μg/mL)selama 24 jam. Uji 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromidedilakukan untuk menganalisis viabilitas sel dan uji flow cytometry menggunakananalisis sub-G1 dilakukan untuk menganalisis apoptosis. Hasil penelitian dianalisisdengan uji statistik. Hasil: Jumlah sel hidup pada kelompok kontrol negatif(11.500), kontrol positif (3.020), ekstrak etanol S. palustris 100 μg/mL (11.965),500 μg/mL (10.968), dan 1.000 μg/mL (8.274), dengan nilai IC50 2.941 μg/mL.Persentase sel apoptosis pada kontrol negatif (9,42%), kontrol positif (69,12%),ekstrak etanol S. palustris 100 μg/mL (10,78%), ekstrak etanol S. palustris 500μg/mL (15,95%), dan ekstrak etanol S. palustris 1.000 μg/mL (17,63%).Kesimpulan: Ekstrak etanol S. palustris mampu menurunkan viabilitas dan tidakmenginduksi apoptosis secara signifikan pada lini sel HSC-3.
B ackground: Ninety percent of oral cancer cases originate from squamous tissue,hence referred to as oral squamous cell carcinoma, and it ranks fifth among cancercases worldwide. One plant with potential for development as a chemopreventiveagent is S. palustris, commonly known as kelakai. Objectives: To investigate theeffect of the ethanolic extract of S. palustris on viability and apoptosis of HSC-3cell line. Methods: An experimental laboratory study was conducted in vitro. HSC-3 cells were subjected to five treatment groups: negative control, positive controlwith 1 μM doxorubicin, and treatment with S. palustris ethanol extract (100, 500,and 1,000 μg/mL) for 24 hours. The 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide assay was performed to analyze cell viability, andflow cytometry with sub-G1 analysis was conducted to analyze apoptosis. Theresearch results were analyzed using statistical tests. Results: The number of livingcells in negative control was 11,500, positive control (3,020), 100 μg/mL ethanolicextract of S. palustris (11,965), 500 μg/mL (10,968), and 500 μg/mL (8,274), withan IC50 value of 2,941 μg/mL. The percentage of apoptotic cells in negative controlwas 9.42%, positive control (69.12%), 100 μg/mL ethanolic extract of S. palustris(10.78%), 500 μg/mL (15.95%), and 1.000 μg/mL (17.63%). Conclusion: S.palustris ethanolic extract could reduce viability and does not induce significantapoptosis in the HSC-3 cell.