G igi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak menggantikan seluruh gigi dan dapat dilepas dari mulut serta dipasangkan kembali oleh pasien sendiri. Streptococcus mutans dapat menempel karena porositas yang terdapat pada pennukaan basis gigi tiruan resin akrilik, dimana pelikel dari saliva juga akan menempel dan menyebabkan perlekatan bagi koloni bakteri lain lalu akhimya membentuk plak. Untuk mencegah terjadinya penumpukan plak, dapat dilakukan pembersihan gigi tiruan secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman sari buah delima merah (Punica granatum) sebagai pembersih gigi tiruan terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang dilakukan dengan merendatn plat resin akrilik yang sudah terpapar Streptococcus mutans dalam berbagai konsentrasi larutan sari buah delima (12,5%, 25%, 50% dan 100%), Brain Heart Infusion Brothsebagai kontrol negatif dan chlorhexidine 0,2% sebagai kontrol positif,semua sampel di inkubasi selama 48 jam dengan suhu 37°c, kemudian dihitung jumlah koloninya. Data hasil penelitian diuji dengan One Way Anova dan didapatkan nilai p = 0,000. Maka dari itu dapat dikatakan rerata koloni Streptococcus mutans pada setiap kelompok perlakuan terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05). Rerata koloni Streptococcus mutans yang tertinggi sebesar 458.00 ±14.142 CFU/ml terdapat pada konsentrasi ekstrak 12,5%, sedangkan rerata terendah sebesar 167.00 ±1.414 CFU/ml terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahvva semakin tinggi konsentrasi buah delima yang digunakan, semakin besar daya hambatnya terhadap koloni Streptococcus mutans.