DETAIL KOLEKSI

Efek antibakteri ekstrak etanol rimpang lengkuas (alpinia galanga (L.) Wild) terhadap pertumbuhan streptococcus mutans (Laporan penelitian)

0.9


Oleh : Wiwi Chairio

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.07 CHA e

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : drg. Budi Kurniadhi, MS

Pembimbing 2 : Prof. drg. Janti Sudiono, MDSc

Subyek : Pathology Anatomy

Kata Kunci : ethanol extract of galangal rhizome white, alpinia galnga (L.) Wild, streptococcus mutans

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_KG_04012206_Halaman-Judul.pdf 14
2. 2016_TA_KG_04012206_Bab-1.pdf 3
3. 2016_TA_KG_04012206_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_KG_04012206_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_KG_04012206_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_KG_04012206_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_KG_04012206_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_KG_04012206_Bab-7.pdf
9. 2016_TA_KG_04012206_Daftar-Pustaka.pdf 4
10. 2016_TA_KG_04012206_Lampiran.pdf

S treptococcus mutans merupakan bakteri utama yang menyebabkan terjadinya penyakit karies gigi. Upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit karies gigi dapat dilakukan dengan mengurangi dan mematikan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tersebut. Tanaman lengkuas putih merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki sifat antimikroba yang mungkin saja dapat menghambat salah satu bakteri penyebab karies gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya daya antibakteri ekstrak rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga (L.) Willd) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dalam berbagai konsentrasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan dan menggunakan sampel Alpinia galanga (L.) Willd yang diambil dari desa Maja. Sampel adalah ekstrak etanol rimpang lengkuas dalam pelbagai konsentrasi (100%, 75%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%) yang diberikan dalam 6 kelompok perlakuan. Sebagai kontrol negatif digunakan akuades sedangkan minosep sebagai kontrol positif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dilusi untuk mendapatkan konsentrasi hambat minimum (MIC) yang dilanjutkan dengan uji difusi cakram untuk menentukan konsentrasi membunuh minimum (MBC) dengan mengukur zona hambat. Dapat disimpulkan bahwa nilai MIC diperoleh pada konsentrasi 12,5% pada waktu pengamatan 72 jam. Nilai MBC diperoleh pada konsentrasi 12,5% pada waktu pengamatan 24 jam. Uji statistik Kruskal Wallis menunjukkkan tidak ada perbedaan bermakna antar konsentrasi dan waktu terhadap daya antibakteri (p=0,093>0,05).

S treptococcus mutans is the main bacteria that cause dental caries disease. Efforts to prevent and cure disease dental caries can be done by reducing and shut down the growth of bacteria that cause the disease. White ginger plant is a medicinal plant that has antimicrobial properties that may be able to inhibit one of the bacteria that cause dental caries. This study was conducted to investigate the antibacterial activity of white ginger rhizome extract (Alpinia galanga (L.) Willd) on the growth of Streptococcus mutans in various concentrations. This study is an experimental research laboratory and using a sample of Alpinia galanga (L.) Willd taken from the village of Maja. Samples are ethanol extract of ginger rhizome in various concentrations (100%, 75%, 50%, 25%, 12.5% and 6.25%) given in 6 treatment groups. As a negative control, while minosep distilled water used as a positive control. The method used in this study is the dilution test to obtain the minimum inhibitory concentration (MIC), followed by disc diffusion test to determine the minimum kill concentration (MBC) by measuring the inhibition zone. It can be concluded that the MIC value is obtained at a concentration of 12.5% in the observation time of 72 hours. MBC value was obtained at a concentration of 12.5% in the 24-hour observation period. Kruskal Wallis statistical tests, indicating no significant difference between concentration and time on the antibacterial activity (p = 0.093> 0.05).

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?