Intervensi ergonomi untuk mengurangi human error pada pramudi transjakarta koridor II dan III
T ransjakarta adalah transportasi publik jalan raya yang diandalkan di Jakarta. Namun, jumlah kecelakaan pada bus TransJakarta mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan rekapitulasi data kecelakaan Transjakarta pada tahun 2008, 2009 dan 2010, PT. Transbatavia selaku operator dari koridor II dan III menyumbang presentase yang paling besar. Berdasarkan data penyebab kecelakaan transportasi jalan raya yang telah diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dari sejumlah kecelakaan yang terdata sejak tahun 2007 hingga 2013, penyebab terbesar kecelakaan transportasi jalan raya adalah faktor manusia (human error), yaitu sebesar 77%. Data rekapitulasi pelanggaran pramudi Transjakarta di tahun 2013 menyatakan bahwa dari 551 pelanggaran pramudi, 319 pelanggaran kecelakaan terjadi, data ini mempertegas bahwa manusia memiliki peran penting dalam tingkat kecelakaan di Transjakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor poiensial -terjadinya human error pada pramudi di koridor II dan III Transjakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Analysis (SHERPA) yang digunakan untuk mengidentifikasi human error yang terjadi dan dicari persentasenya menggunakan metode checklist. Dari penelitian ini, diketahui kegiatan error sebelum pramudi beroperasi dengan persentase tertinggi adalah pramudi tidak mengecek keadaan fisik bus dan pramudi tidak mengecek ban pada bus dengan persentase masing-masing 30% dan 23,33%. Dan kegiatan error saat pramudi beroperasi dengan persentase tertinggi adalah pramudi mengemudikan bus diatas batas kecepatan maksimal 50 km/jam dan menggunakan telepon genggam saat beroperasi dengan persentase masing-masing 63,33% dan 60%. Untuk menurunkan persentase tersebut, diusulkan display peringatan di dalam bus untuk mengingatkan pramudi dan Standar Operasional Prosedur untuk menghindari kesalahan kerja. Setelah dilakukan implementasi terjadi penurunan persentase, untuk kegiatan error pramudi tidak mengecek keadaan fisik bus menjadi 10% dan pramudi tidak mengecek ban pada bus menjadi 6,67%. Dan untuk kegiatan error pramudi mengemudikan bus diatas batas kecepatan maksimal 50 km/jam turun menjadi 50% dan menggunakan telepon genggam saat beroperasi turun menjadi 43,33%.
T ransjakarta is a public highway transportation is unreliable in Jakarta. However, the number of accidents on bus TransJakarta suffered significant increases from year to year. Based on accident data recap of Transjakarta in 2008, 2009 and 2010, PT. Transbatavia as an operator of corridors II and III contributed the biggest percentage. Based on the data highway transportation accident causes that have been investigated by the national transportation safety Committee (KNKT), from a number of accident response since 2007 to 2013, the biggest cause of accidents is highway transportation human factors (human error), which amounted to 77%. Data of driver fouls Transjakarta recapitulation in 2013 stated that from the driver fouls, 551 319 violations accident happened, this data reaffirms that humans have an important role in the rate of accidents in the Transjakarta. This research aims to identify potential factors of occurrence of human error on the driver in the corridors II and III Transjakarta. The methods used in this research is Systematic Human Error Reduction method and Prediction Analysis (SHERPA) used for identifying human error happened and searched the percentage is using methods of checklist. From this research, known error activities before the driver operates with the highest percentage was not checking the physical state of the driver and bus driver does not check the tires on a bus with the respective percentages of 30% and 23,33%. And when driver error activities operate with highest percentage of driver's driving a bus is above the maximum speed limit is 50 km/h and use a cell phone while operating with the respective percentage 63,33% and 60%. To lower the percentage, the proposed warning display on the bus to remind driver and standard Operational Procedures to avoid the mistakes of employment. After a decline in the percentage of implementation occurred, for checking no driver error activity the physical state of the bus into 10% and the driver does not check the tires on a bus into 6,67%. And to steer the bus driver error activity above the maximum speed limit is 50 km/h down to 50% and using a cell phone while operating down to 43,33%.