Analisa kerja beban fisik dan posisi kerja pramudi transjakarta koridor II dan koridor III dengan pendekatan fisiologis dan biomekanis
S alah satu transportasi massal yang digunakan masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya untuk beraktivitas adalah Transjakarta. Pramudi Transjakarta koridor II dan III dihadapkan pada permasalahan waktu kerja yang panjang (8 jam/shift), kondisi jalan raya yang padat dan target dari perusahaan yang harus dipenuhi .pramudi dalam satu shift kerja (5 rit/shift). Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya kelelahan dan timbulnya indikasi beban kerja fisik sehingga dapat mengurangi kenyamanan kerja pramudi. Pramudi Transjakarta dituntut untuk memiliki keahlian, kecermatan dan kewaspadaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan transportasi massal lain yang berada di Jakarta. Untuk mencapai kondisi pramudi Transjakarta yang nyaman, maka dilakukan penelitian beban kerja fisik dan analisis posisi keda terhadap pramudi transjakarta koridor II dan III. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi heban kerja fisik serta meningkatkan kenyamanan kerja pramudi. Penelitian dilakukan dengan pengukuran denyut jantung pramudi Transjakarta dan melakukan pengamatan terhadap postur tubuh pramudi selama mengendarai bus Transjakarta. Nilai rata-rata denyut jantung pramudi dikonversi menjadi konsumsi energi menggunakan interpolasi denyut jantung dan analisa posisi kerja pramudi menggunakan metode Rapid Entiry Body Assesment (REBA). Hasil pengukuran konsumsi energi menggunakan interpolasi data pramudi koridor II adalah sebesar 3,525 kcal untuk shift I an 3,515 kcal untuk shift II. Sedangkan pada koridor III, konsumsi energi pramudi sebesar 4, 7 kcal untuk shift I dan 4,311 kcal untuk shift II. Hasil konsumsi energi diatas men unjukkan wa beban kerja fisik yang dialami pramudi berada dalam kategon rendah. Pada taha ben n dilakukan analisis posisi kerja dengan metode REBA, diketahui bahwa pose jajipramUdi • • ea pada resiko sedang dan perlu dilakukannya perubahan posisi‘ kerja dengan se ra. intuk mengurangi kelelahan pada pramudi, maka penelitian ini mengusulkan adanya erubahati rancangan kursi pramudi yang dapat disesuaikan dengan posisi tubuh pramud Hasil sin-ulasi menggunakan Mannequin, terlihat adanya penurunan
O ne of the mass transportations used by the people of DKI Jakarta and its surroundings for activities is Transjakarta. Transjakarta drivers in corridors II and III are faced with the problem of long working hours (8 hours/shift), congested road conditions and company targets that must be met by drivers in one work shift (5 trips/shift). These things can lead to fatigue and indications of physical workload so that it can reduce the comfort of the driver's work. Transjakarta pilots are required to have higher skills, accuracy and vigilance compared to other mass transportation in Jakarta. In order to achieve comfortable conditions for Transjakarta pilots, a physical workload study and second position analysis were carried out on corridors II and III Transjakarta drivers. This study aims to reduce the physical workload and increase the comfort of the driver's work. The study was conducted by measuring the heart rate of Transjakarta drivers and observing the driver's body posture while driving a Transjakarta bus. The average value of the driver's heart rate was converted into energy consumption using heart rate interpolation and analysis of the driver's work position using the Rapid Entiry Body Assessment (REBA) method. The results of the measurement of energy consumption using data interpolation for the driver of the corridor II is 3,525 kcal for shift I and 3,515 kcal for shift II. While in corridor III, the energy consumption of the driver is 4.7 kcal for shift I and 4,311 kcal for shift II. The results of energy consumption above show that the physical workload experienced by the driver is in the low category. In the last stage an analysis of the working position using the REBA method was carried out, it was found that the pose of jajipramUdi is at moderate risk and it is necessary to change the working position in a consistent manner. In order to reduce fatigue for the driver, this study proposes a change in the design of the driver's seat that can be adjusted to the driver's body position