Hubungan riwayat keluarga skizofrenia dengan prevalensi skizofrenia paranoid
S kizofrenia memerlukan perhatian khusus karena banyaknya dampak yangditimbulkan, maka penting untuk mengenali faktor-faktor risiko skizofrenia.Selain faktor lingkungan, riwayat keluarga merupakan faktor terpenting. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan antara riwayat keluarga skizofrenia danfaktor sosiodemografi dengan prevalensi skizofrenia paranoid. Penelitian ini dilakukan di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan pada bulan November2014-Januari 2015 menggunakan desain cross-sectional. Sebanyak 306 datarekam medis pasien rawat inap skizofrenia paranoid dan depresi berhasildikumpulkan secara consecutive non-random sampling. Data yang dikumpulkanadalah jenis kelamin, usia saat onset, tingkat pendidikan, status perkawinan, danriwayat keluarga. Analisis univariat digunakan untuk mencari prevalensikarakteristik sosiodemografi dan riwayat keluarga. Analisis bivariat digunakanuntuk mencari hubungan antara riwayat keluarga skizofrenia dengan prevalensiskizofrenia paranoid. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square dengan bataskemaknaan p <0,05. Berdasarkan sosiodemografik, sebagian besar sampel adalah laki-laki (63,1%),usia saat onset 20-35 tahun (68,3%), tingkat pendidikan terakhir menengah(72,9%), tidak menikah (73,5%), dan tidak memiliki riwayat keluarga dengangangguan jiwa (75,8%). Prevalensi skizofrenia paranoid yang memiliki riwayatkeluarga skizofrenia adalah 29,5%, terbanyak pada derajat pertama (50,6%)terutama saudara kandung (32,4%).Terdapat hubungan bermakna antara jeniskelamin (p=0,001*), usia saat onset (p=0,007*), tingkat pendidikan (p=0,011*),status perkawinan (p=0,000*), dan riwayat keluarga (p=0,003*). Terdapat hubungan antara faktor sosiodemografik dan riwayat keluargaskizofrenia dengan prevalensi skizofrenia paranoid.
S chizophrenia requires special attention because of the impact, it‟s important toidentify the risk factors. Beside environmental factors, family history is the mostimportant factor. This study purposes to determine the correlation betweenschizophrenia family history and sociodemographic factors with paranoidschizophrenia prevalence.METHODThis research was conducted in Dr. Soeharto Heerdjan psychiatric hospital inNovember 2014-January 2015 using cross-sectional design. A total of 306medical records of hospitalized paranoid schizophrenia and depression patientswere collected in consecutive non-random sampling. The data collected aregender, age at onset, education level, marital status, and family history. Univariateanalysis is used to find sociodemographic characteristics and family historyprevalence. Bivariate analysis is used to find the correlation betweenschizophrenia family history with paranoid schizophrenia prevalence. Statisticalanalysis using Chi-square test with significance limit of p <0.05. Based on sociodemographic, most of the sample were male (63.1%), age at onsetof 20-35 years (68.3%), average education level (72.9%), not married (73.5%),and don‟t have a family history of mental disorders (75.8%). Paranoidschizophrenia prevalence who have a schizophrenia family history was 29.5%,highest in first degree (50.6%), especially in siblings (32.4%). There is asignificant correlation between gender (p=0.001*), age at onset (p=0.007*),education level (p=0.011*), marital status (p=0.000*), and family history(p=0.003*). There is a correlation between sociodemographic factors and family history ofschizophrenia with paranoid schizophrenia prevalence.