Analisis pola sebaran kualitas air tanah dangkal dengan metode kriging pada kecamatan kramat jati, jakarta timur
K ecamatan kramat jati merupakan salah satu wilayah perkotaan yang terpadat di kota jakarta timur yang memiliki area peternakan ps dan pa yang berjarak 25 meter dari permukiman. Hal ini berpotensi memungkinkan adanya pencemaran air apabila pengolahan air limbah dan sanitasi tidak memadai. Analisis pola sebaran kualitas air tanah meliputi escherichia coli, senyawa organik, total dissolved solid (tds) besi (fe), mangan (mn) dan data hasil kusioner untuk mendapatkan data karakterisitk sanitasi dan air bersih pada kecamatan kramat jati. Pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling (srs) pada radius 250 m, 500 m, dan 750 m dari area peternakan. Pemetaan kualitas air sumur menggunakan interpolasi metode kriging dengan mempertimbangkan jarak sumur dengan tangki septik, kedalaman sumur, dan pola aliran air tanah. Data kualitas air tanah hasil monitoring oleh dinas lingkungan hidup (dlh) dki jakarta tahun 2022 digunakan sebagai data pendukung dalam interpolasi agar data representative. Hasil analisis kualitas air tanah radius 250 m dari peternakan menunjukan konsentrasi tds sebesar 213 mg/l, e.coli 25,5 mpn/100 ml, kmno4 78,3 mg/l, fe 1,26 mg/l, dan mn 0,56 mg/l. Pada radius 500 m menunjukan konsentrasi tds sebesar 212 mg/l, e.coli 88,3 mpn/100 ml, kmno4 78,7 mg/l, fe 0,38 mg/l, dan mn 1,19 mg/l. Sedangkan pada radius 750 m menunjukan konsentrasi tds sebesar 226 mg/l, e.coli 413,9 mpn/100 ml, kmno4 79 mg/l, fe 0,51 mg/l, dan mn 2,29 mg/l. Secara keseluruhan hanya tds yang memenuhi baku mutu. Selain itu hasil pemetaan menggambarkan peningkatan konsentrasi air tanah dominan pada daerah utara dan selatan. Hal ini menunjukan air tanah pada kawasan tersebut tidak layak sebagai sumber air minum dan higiene sanitasi menurut permenkes no.2 tahun 2023. Oleh sebab itu, perlu menyediakan sistem perpipaan air bersih pada kelurahan balekambang, batu ampar, tengah, cililitan, dan kramat jati.
K ramat Jati Sub-district is one of the densest urban areas in East Jakarta City with PS and PA farms within 25 metres of residential areas. This potentially allows water pollution if wastewater treatment and sanitation are not adequate. Analysis of groundwater quality distribution patterns including Escherichia coli, Organic Compounds, Total Dissolved Solid (TDS) Iron (Fe), Manganese (Mn) and questionnaire data to obtain data on the characteristics of sanitation and clean water in Kramat Jati Sub-district. Sampling using the Stratified Random Sampling (SRS) method at a radius of 250 m, 500 m, and 750 m from the farm area. Mapping of well water quality using Kriging Method interpolation by considering the distance of wells to septic tanks, well depth, and groundwater flow patterns. Groundwater quality data from monitoring by the DKI Jakarta Environmental Agency (DLH) in 2022 was used as supporting data in interpolation to make the data representative. The results of groundwater quality analysis at a radius of 250 m from the farm showed TDS concentrations of 213 mg/l, E.coli 25.5 MPN/100 ml, KMnO4 78.3 mg/l, Fe 1.26 mg/l, and Mn 0.56 mg/l. At a radius of 500 m shows a TDS concentration of 212 mg/l, E.coli 88.3 MPN/100 ml, KMnO4 78.7 mg/l, Fe 0.38 mg/l, and Mn 1.19 mg/l. While at a radius of 750 m showed a TDS concentration of 226 mg/l, E.coli 413.9 MPN/100 ml, KMnO4 79 mg/l, Fe 0.51 mg/l, and Mn 2.29 mg/l. Overall, only TDS met the quality standards. In addition, the mapping results illustrate an increase in groundwater concentrations dominant in the north and south areas. This shows that groundwater in the area is not suitable as a source of drinking water and sanitary hygiene according to Permenkes No.2 of 2023. Therefore, it is necessary to provide a clean water pipeline system in Balekambang, Batu Ampar, Tengah, Cililitan, and Kramat Jati urban villages