Model penjamin mutu di perguruan tinggi dengan integrasi Six Sigma dan ISO 9001:2015 (studi kasus : Politeknik STMI Jakarta)
P Penjaminan mutu sangat penting karena penjaminan mutu merupakan tuntutan bagi sebuah Perguruan Tinggi agar tercapai kepuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model penjaminan Mutu dengan menggabungkan dan mengintegrasikan dua pendekatan dengan cara yang sistematis. Proses integrasi Six Sigma dengan ISO 9001:2015dibantu dengan metode Delphi dalam rangka menentukan klausul yang dianggap penting , selanjutnya diintegrasikan dengan DMAIC dari Six Sigma. Pada tahapan Define dilakukan perumusan masalah yang akan dibahas, kemudian tahap Measure ditentukan SIPOC diagram dan CTQ hingga didapat level Sigma. Tahap selanjutnya adalah Analyze dengan kegiatan mencari penyebab rendahnya level sigma dan pada tahap Improve dengan bantuan AHP untuk menentukan prioritas perbaikan yang diusulkan. Tahap akhir adalah Control, pada tahap ini dirancang SOP dan Form yang dibutuhkan. Studi kasus yang dibahas adalah proses pelaksanaan pembelajaran di Politeknik STMI Jakarta. Dari hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran adalah tingkat kehadiran dosen dengan level sigma 1,46. Berdasarkan analisis penyebab maka dapat diketahui penyebabnya dan diberikan usulan perbaikan. Dengan menggunakan model Analysis Hierarchi Process (ARP) maka dapat ketahui prioritas perbaikan untuk permasalahan rendahnya kehadiran dosen adalah Surat peringatan (0,314), penentuan petugas monitoring dan perubahan form realisasi SAP (0,186), Menambah ruang kuliah (0,183), Waktu pengganti (0,13) Kegiatan rapat diluar jam mengajar (0,099), dan dengan menggunakan kartu/RFD (0,062). Model penjaminan mutu integrasi diusulkankan dalam penelitian. ini untuk menyatukan praktek manaj emen proses, meningkatkan efektivitas, perbaikaberkesinambungan, identifikasi, evalusi terhadap suatu kegiatan
Q Quality assurance is very important because quality assurance is a requirement for a university to achieve customer satisfaction. This study aims to produce a quality assurance model by combining and integrating the two approaches in a systematic way. The process of integrating Six Sigma with ISO 9001:2015 assisted by the Delphi method in order to determine the clauses that are considered important, then integrated with DMAIC from Six Sigma. At the Define stage, the formulation of the problem to be discussed is carried out, then the Measure stage is determined by the SIPOC diagram and CTQ to obtain the Sigma level. The next stage is Analyze with activities to find the cause of the low level of sigma and at the Improve stage with the help of AHP to determine the priority of the proposed improvements. The final stage is Control, at this stage the required SOP and Form are designed. The case study discussed is the process of implementing learning at the STMI Jakarta Polytechnic. From the results of the analysis and discussion, it is known that the problems that occur in the learning process are the level of attendance of lecturers with a sigma level of 1.46. Based on the cause analysis, the causes can be identified and suggestions for improvement are given. By using the Analysis Hierarchy Process (ARP) model, it can be seen that the priority of improvement for the problem of low lecturer attendance is a warning letter (0.314), the determination of monitoring officers and changes to the SAP realization form (0.186), Adding lecture rooms (0.183), Substitution time (0, 13) Meeting activities outside of teaching hours (0.099), and using cards/RFD (0.062). An integrated quality assurance model is proposed in the study. This is to unify process management practices, increase effectiveness, continuous improvement, identification, evaluation of an activity