DETAIL KOLEKSI

Analisis pemilihan bentuk kerjasama berdasarkan kelayakan finansial dalam pengembangan sistem penyediaan air minum pdam kota Bandar Lampung


Oleh : Wiwik Sudarwati

Info Katalog

Subyek : Factory management;Water supply

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2010

Pembimbing 1 : Dadan Umar Daehani

Kata Kunci : eligibility, finance, ahp, kps

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2010_TS_MTI_163081008_Halaman-Judul.pdf 15
2. 2010_TS_MTI_163081008_Lembar-Pengesahan.pdf 3
3. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-1_Pendahuluan.pdf 6
4. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf 6
6. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-4_Pengumpulan-dan-Pengolahan-Data.pdf -1
7. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-5_Analisis-dan-Pembahasan.pdf -1
8. 2010_TS_MTI_163081008_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
9. 2010_TS_MTI_163081008_Daftar-Pustaka.pdf 1
10. 2010_TS_MTI_163081008_Lampiran.pdf

P PDAM Kota Bandar Lampung atau biasa disebut dengan PDAM Way Rilau merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan jumlah pelanggan saat ini mencapai 33.433 sambungan langganan (SL). Tingkat pelayanan air minum PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung hingga tahun 2009, baru mencapai 32,21%. Untuk memenuhi tingkat pelayanan hingga 60% Pdam Way Rilau Kota Bandar Lampung berusaha melakukan pengembangan dengan cara memperluas daerah pelayanan. Untuk itu diperlukan adanya kerjasama investasi dalam mencari investor untuk dapat mendanai pembangunan tersebut. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pemilihan bentuk kerjasama pemerintah swasta yang tepat berdasarkan kelayakan keuangan guna pengembangan system penyediaan air minum di PDAM Way Rilau Kota Bandar.lampung. Data — data yang digunakan mencakup aspek pemasaran, aspek teknis produksi, peraturan pemerintah dll. Yang kemudian data tersebut diolah sehingga didapatkan reticana SPAM, komponen investasi, dan biaya investasi serta dilakukan pemilihan bentuk kerjasama berdasarkan tujuan dan criteria yang diperlukan dalam pengembangan SPAM. Terpilih Opsi Konsesi dan Opsi BOT. Kemudian dilakukan 2 analisa yaitu pertama analisa tentang kelayakan keuangan dan masing — masing opsi bentuk kerjasama yang telah dipilih. Dalam -kelayakan keuangan dihitung nilai NPV, IRR dan Payback Period. Analisa kedua adalah analisa pemilihan bentuk kerjasam dengan menggunakan metode analisis hirarki' proses. Dati proses analisis kelayakan keuangan dihasilkan nilai Kelayakan financial opsi Konsesi NPV= Rp 43,36 milyar NPV positif , IRR= 22,38% : Lebih besar dibanding bunga bank 14% Payback Period= 12 Tahun. Kelayakan Finansial Opsi BOT — Swasta NPV= Rp. 21,22 milyar ; NPV positif, IRR= 24,33% ; lebih besar dibanding brine:a bank 14%, Payback Period= 9 tahun, Kelayakan Finansial Opsi BOT — PDAM, NPV= Rp. 136,2 milyar, IRR= 26,97%, Payback Period= 11 tahun. Hasil kelayakan ketiga OPsi tersebut dapat dikatakan Layak. Bentuk kerjasama yang tepat dipilih berdasarkan hasil kelayakan tersebut dengan menggunakan metode ARP. Dari hasil analisis hirarki proses dipilih bentuk kerjasama Konsesi. Konsesi memberikan nilai obyektif relative yang terbesar yaitu 0-,522 dibanding dengan bentuk kerjasama yang lain yaitu BOT yang terdiri dari BOT SWASTA (0.294) dan BOT PDAM (0.182). Bentuk konsesi tersebut menunjukkan pencapaian paling maksimal nilai objektif relatifnya

P PDAM Bandar Lampung City or commonly referred to as PDAM Way Rilau is a Regional Owned Enterprise (BUMD) of the Bandar Lampung City Government with the current number of customers reaching 33,433 subscription connections (SL). The level of drinking water service of PDAM Way Rilau, Bandar Lampung City until 2009, only reached 32.21%. To meet the service level of up to 60%, the Way Rilau PDAM in Bandar Lampung City is trying to develop by expanding the service area. For this reason, it is necessary to have investment cooperation in finding investors to be able to finance the development. In this study, we will discuss the selection of the right form of government-private cooperation based on financial feasibility for the development of a drinking water supply system at PDAM Way Rilau, Bandar Lampung City. Data — the data used include marketing aspects, technical aspects of production, government regulations etc. Then the data is processed so that SPAM reticana, investment components, and investment costs are obtained and a form of cooperation is selected based on the objectives and criteria needed in SPAM development. Selected Concession Option and BOT Option. Then two analyzes were carried out, the first was an analysis of the financial feasibility and each of the options for the form of cooperation that had been chosen. In the -financial feasibility calculated the value of NPV, IRR and Payback Period. The second analysis is the analysis of the selection of the form of cooperation using the hierarchical process analysis method. From the financial feasibility analysis process, the financial feasibility value of the concession option NPV = IDR 43.36 billion positive NPV, IRR = 22.38%: Higher than bank interest 14% Payback Period = 12 years. Financial Feasibility of BOT Option — Private NPV= Rp. 21.22 billion ; Positive NPV, IRR= 24.33% ; bigger than brine:a bank 14%, Payback Period= 9 years, Financial Feasibility of BOT Option — PDAM, NPV= Rp. 136.2 billion, IRR= 26.97%, Payback Period= 11 years. The results of the feasibility of the three OPsi can be said to be Eligible. The right form of cooperation is chosen based on the feasibility results using the ARP method. From the results of the hierarchical analysis of the process selected forms of cooperation Concession. Concession provides the largest relative objective value of 0-0.522 compared to other forms of cooperation, namely BOT consisting of PRIVATE BOT (0.294) and PDAM BOT (0.182). The form of the concession shows the maximum achievement of its relative objective value

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?