Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) minyak pelumas bekas dengan metode Acid Clay treatment
P eningkatan ekonomi dan aktivitas industri mendorong bertambahnya jumlahkendaraan dan mesin-mesin industri yang berakibat semakin naiknya konsumsiminyak pelumas dalam negeri. Minyak pelumas merupakan limbah jenis B3 yangmengandung beberapa logam berat dan pengotor seperti abu, aspal, air jika dibuangke lingkungan tanpa didaur ulang akan membahayakan ekosistem. Diperlukanpengolahan minyak pelumas bekas yang dapat mereduksi atau mengurai zatpencemar dan logam berat yang disebabkan oleh minyak pelumas bekas. Acid ClayTreatment adalah metode pengolahan minyak pelumas bekas dengan penambahanasam kuat (H2SO4) dan lempung (bentonit) di dalam proses pengolahannya.Pengolahan minyak pelumas bekas ini menggunakan variasi konsentrasi bentonit10, 20, 30 gram dan variasi waktu kontak 15, 30, 60 menit. Analisis yang digunakandengan statistik ANOVA. Hasil yang paling mendekati standar didapatkan padavariasi B30W30 dengan konsentrasi bentonit 30 gram dan waktu kontak 30 menitdengan nilai viskositas kinematik sebesar 109,977 cSt, densitas sebesar 0,856g/cm3, kadar air 10%, dan kadar logam timbal (Pb) sebesar 0,116 mg/L. namunpada parameter warna tidak terdeteksi pada alat colorimeter. Kondisi terbaik dalampenurunan kadar logam timbal (Pb) yang terkandung pada minyak pelumas yaitupada variasi B30W60 dengan konsentrasi bentonit 30 gram dan waktu kontak 60menit memiliki nilai persentase penyisihan kadar logam timbal (Pb) sebesar 26%.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi konsentrasi bentonit dan waktukontak berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb).
T he increase in the economy and industrial activity led to an increase in the numberof vehicles and industrial machines which resulted in an increase in domesticconsumption of lubricating oil. Lubricating oil is a type of B3 waste that containsseveral heavy metals and impurities such as ash, asphalt, and water, if dischargedinto the environment without being recycled, it will endanger the ecosystem. It isnecessary to process used lubricating oil which can reduce or decompose pollutantsand heavy metals caused by used lubricating oil. Acid Clay Treatment is a methodof processing that used lubricating oil with the addition of strong acid (H2SO4) andclay (bentonite) in the processing. This used lubricating oil processing usesbentonite concentration variations of 10, 20, 30 grams and contact time variationsof 15, 30, 60 minutes. The analysis was used with ANOVA statistics. The resultsthat are closest to the standard are obtained in the variation of B30W30 withbentonite concentration of 30 grams and contact time of 30 minutes with akinematic viscosity value of 109.977 cSt, a density of 0.856 g/cm3, 10% moisturecontent, and a metallic lead (Pb) content of 0.116 mg/L, but the color parameter isnot detected on the colorimeter tool. The best condition for reducing the levels oflead (Pb) contained in lubricating oil is the variation of B30W60 with a bentoniteconcentration of 30 grams and a contact time of 60 minutes which has a percentagevalue of 26% removal of lead (Pb) levels. The results of this study indicate thatvariations in bentonite concentration and contact time have a significant effect onreducing lead (Pb) levels.