Perbaikan kualitas produk sambungan pipa air menggunakan metode six sigma pada CV. Okabawes Karya Logam
C V. Okabawes Karya Logam adalah perusahaan yang bergerak pengecoran logam dengan menghasilkan produk berupa sambungan pipa air, lampu jalan, hingga aksesoris yang lain berhubungan dengan logam. Perusahaan ini memiliki permasalahan pada banyaknya produk cacat yang disebabkan oleh berbagai macam faktor dengan melewati batas toleransi cacat yang diizinkan perusahaan sebesar 5%. Untuk mengatasi permasalahan di CV. Okabawes Karya Logam, digunakan metode six sigma dengan tujuan penelitian mengidentifikasi jenis cacat produk yang sering terjadi, mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya cacat produk sambungan pipa air, menentukan nilai Defect per Million Opportunities (DPMO) pada produk sambungan pipa air, menentukan bobot penyebab kegagalan dengan potensi tertinggi pada produk sambungan pipa air, memberikan usulan perbaikan terhadap kuailitas produk sambungan pipa air, dan melakukan perbandingan nilai DPMO sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Langkah yang dilakukan untuk mencapai six sigma yaitu dengan tahap Define, Measure, Analyze, dan Improve (DMAIC). Tahap define, dilakukan pembuatan diagram Supplier Input Process Output Customer (SIPOC) dan penentuan Critical to Quality (CTQ) yang terdiri dari 3 jenis cacat yaitu keropos, pecah dan lelehan tidak penuh. Tahap measure, dilakukan pengukuran dan membandingkan kualitas produk dengan sasaran yang diinginkan perusahaan. Tahap analyze, Untuk menentukan penyebab dari setiap jenis kecacatan. Tahap improve dilakukan analisis penentuan prioritas perbaikan dengan menggunakan Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA) dengan nilai bobot alternatif tertinggi yaitu 0,39 pada penyebab 1 yaitu takaran pada saat mencampur bahan tidak sesuai. Tahap control merupakan usulan perbaikan dari hasil tahap improve. Usulan yang diberikan bertujuan dan meningkatkan kualitas hasil produksi. Pada hasil pengolahan data ada penurunan nilai DPMO yaitu terjadinya penurunan nilai DPMO dari 46000 menjadi 29000 dan peningkatan nilai tingkat sigma dari 3,18 menjadi 3,38. Implementasi perbaikan tersebut juga mempengaruhi presentase cacat yang sudah dibawah batas toleransi 5% dengan solusi alternatif menggunakan alat ukur dan menetapkan komposisi saat mencampur bahan baku, serta memperketat pengawasan
C V. Okabawes Karya Logam is a company engaged in metal casting by producing products in the form of water pipe connections, street lamps, to other accessories related to metal. The company has problems with the number of defective products caused by various factors by exceeding the company's permitted disability tolerance limit of 5%. To resolve the issue in CV. Okabawes Karya Logam, used six sigma method with the purpose of research to identify the type of product defects that often occur, identify factors of the occurrence of defects in water pipe connection products, determine the value of Defect per Million Opportunities (DPMO) in water pipe connector products, determine the weight of the cause of failure with the highest potential in water pipe connection products, provide proposed improvements to the quality of water pipe connection products, and perform DPMO value comparisons before repair and after repair. The steps taken to achieve six sigma are define, measure, analyze, and improve (DMAIC) stages. Define stage, made diagram Supplier Input Process Output Customer (SIPOC) and determination critical to quality (CTQ) consisting of 3 types of defects namely porous, broken and melting is not full. Measure stage, measurement and compare product quality with the company's desired goals. Analyze stage, To determine the cause of each type of disability. The improv stage is done analysis of the determination of priority improvement by using Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA) with the highest alternative weight value of 0.39 on cause 1 that is the measure at the time of mixing inappropriate materials. The control stage is a proposed improvement of the results of the improve stage. The proposal aims and improves the quality of production. In the data processing results there is a decrease in the dpmo value which is the decrease in the dpmo value from 46000 to 29000 and an increase in the sigma rate value from 3.18 to 3.38. The implementation of the improvement also affects the percentage of defects that are already below the 5% tolerance limit with alternative solutions using measuring instruments and establishing composition when mixing raw materials, as well as tightening supervision.