Efek ekstrak sarang semut (myrmecodia pendans) dalam menghambat pertumbuhan biofilm staphylococcus aureus atcc 25923 secara in vitro (laporan penelitian)
L atar Belakang: Prevalensi penyakit gigi dan mulut yang terjadi di Indonesia padatahun 2018 sebesar 57,6%. Salah satu bakteri penyebab penyakit di rongga mulutadalah Staphylococcus aureus. S. aureus merupakan salah satu bakteri penyebabinfeksi pada saluran akar. Bahan irigasi yang efektif untuk menghilangkan S. aureusadalah klorheksidin, tetapi penggunaan klorheksidin dapat menimbulkan suatureaksi alergi. Tumbuhan sarang semut memiliki senyawa aktif seperti flavonoid,tanin, saponin, terpenoid, dan fenol yang berperan sebagai antibakteri. Tujuan:Mengetahui efek ekstrak sarang semut dalam menghambat pertumbuhan biofilm S.aureus. Metode: Pembuatan kultur bakteri dengan cara memasukkan bakteri S.aureus ke dalam BHI broth dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam,selanjutnya pembuatan biofilm S. aureus dengan cara kultur S. aureus didistribusikan ke dalam 96-wellplate dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.Tahap selanjutnya dilakukan pengenceran ekstrak sarang semut pada konsentrasi100% menggunakan DMSO 20% hingga terbentuk ekstrak dengan konsentrasikonsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, dan 0,78%. Uji biofilm S.aureus terhadap ekstrak sarang semut menggunakan biofilm assay dengan waktukontak 15 dan 30 menit. Pengujian biofilm dilakukan pengulangan lima kali dananalisa hasil dilakukan dengan menggunakan microplate reader pada panjanggelombang 592nm. Hasil: Ekstrak sarang semut dapat menghambat pertumbuhanbiofilm S. aureus pada masa inkubasi 15 dan 30 menit. Hasil statistik menggunakanuji ANOVA satu jalan dan uji Post Hoc LSD yang menunjukkan adanya perbendaanbermakna (p<0,05). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstraksarang semut mempunyai daya hambat terhadap biofilm S. aureus dan dapatberguna sebagai bahan aktif obat irigasi saluran akar.
B ackground: In 2018, the prevalence of dental and oral diseases that occurred inIndonesia reached 57.6%. Staphylococcus aureus is one of the bacteria that causedisease in the oral cavity. S. aureus is a bacterium that causes infection in the rootcanal. An effective irrigation material for removing S. aureus is chlorhexidine, butthe use of chlorhexidine can cause an allergic reaction. This ant nest has an activecompound that acts as an antibacterial, such as flavonoids, tannins, saponins,terpenoids, and phenol. Purpose: The purpose of this study was to determine theeffect of ant nest extract in inhibiting the growth of S. aureus biofilms. Method:Producing bacterial culture was done by putting the bacteria into BHI broth andincubating at 37oC for 24 hours, then making S. aureus biofilm by S. aureus culturedistributed at 96-well plates and incubated at 37oC for 48 hours in an anaerobicatmosphere. The next step was to dilute the ant nest extract at a concentration of100% using 20% DMSO to form an extract with a concentration of 50%, 25%,12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 1.56%, and 0.78%. %. S. aureus biofilm test on antnest extract using a biofilm test with a contact time of 15 and 30 minutes. Biofilmtesting was repeated five times and results were analyzed using a microplate readerat a wavelength of 592nm. Result: The result showed that ant nest extract caninhibit the growth of S. aureus biofilms during the incubation period of 15 and 30minutes. Statistical results used the one-way ANOVA test and the Post Hoc LSDtest which showed a significant difference (p<0.05). Conclusion: In short, thiscurrent study found that the ant nest extract has inhibitory properties against S.aureus biofilm and can be useful as an active ingredient in root canal irrigationdrugs.