Dry socket dan penatalaksanaannya
D ry socket atau alveolar osteitis merupakan salah satu komplikasi yang mungkin terjadi pasca tindakan pencabutan gigi. Hal ini ditandai dengan rasa sakit pada daerah dan disekitar daerah operasi yang meningkat dengan hebat pada setiap waktu antara I dan 3 hari setelah operasi disertai dengan disintegrasi total a:tau sebagian dari bekuan darah pada soket alveolar dengan atau tanpa halitosis. Etiologi dry socket adalah karena adanya peningkatan alctivitas fibrinolisis yang mengakibatkan disintegrasi bekuan darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi insidensinya antara lain keterlibatan balcteri, trauma, dan lain-lain. Upaya pencegahan dari dry socket dibedakan menjadi 2 cara. yaitu secara non farmakologis dan farrnakologis. Apabila dry socket telah terjadi, tujuan perawatan adalah mengurangi rasa sakit dan mempercepat pcnyembuhan. Bila pasien tidak mendapatkan perawatan maka tidak akan terjadi proses penyembuhan dan pasien akan merasakan sakit terus menerus.
D ry socket or alveolar osteitis is a complication that may result after tooth extraction. It is an postoperative pain in and around the extraction site, which increases in severity at any time between I and 3 days after the extraction accompanied by a partially or totally disintegrated blood clot within the alveolar socket with or without halitosis. The etiology is because of increased fibrinolytic activity that cause blood clot disintegration. The incidence of dry socket is influenced by many contributing factors, such as bacterial invasion, trauma, etc. Prevention of dry socket can be devided into 2 method, that is non pharmacological method and pharmacological method. When dry socket occurs, the aims of treatment should be the relief of pain and the speeding of resolution. If the patient receives no treatment, there is no healing process and no sequela other than continued pain exists.