K ehilangan sirkulasi merupakan salah satu masalah utama pada operasi pemboran dan harus ditanggulangi karena mempunyai resiko tinggi yang dapat menimbulkan waktu serta biaya pemboran bertambah. Secara umum ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menanggulangi kehilangan sirkulasi ini seperti penggunaan LCM (Lost Circulation Material), Cement Plug, Operasi Blind Drilling, dan Aerated Drilling. Pada pemboran sumur X di lapangan Pramuka, masalah yang terjadi adalah terjadinya hilang lumpur (lost circulation). Berdasarkan data dan analisis, faktor terjadinya masalah hilang lumpur yang sering terjadi di sumur- sumur lapangan Pramuka adalah adanya rekahan-rekahan alami (natural fracture) dan adanya gua-gua (cavernous). Pemboran Sumur X menembus Formasi Top Soil, Formasi Cisubuh, Formasi Parigi, Formasi Cibulakan Atas, Formasi Baturaja dan Formasi Talangakar. Lost circulation pada trayek lubang 12 ¼ terjadi ketika pemboran menembus Formasi Cibulakan Atas. Pada pemboran trayek lubang 12 ¼ terjadi sebanyak 3 (tiga) kali loss pada sumur X dengan jenis partial loss. Tidak ada masalah pada saat melakukan proses pemboran lubang sampai kedalaman akhir trayek 12 ¼ di 5968,14 ft MD/ 5754,87 ft TVD, namun pada saat dilakukan pencabutan rangkaian terjadi stuck pipe yang kemudian menyebabkan loss. Metode penanggulangan yang dilakukan untuk mengatasi lost circulation Circulation Material (LCM) dengan jenis Calcium Carbonat (CaCO3), Diesel, dan Kwikseal. Penanggulangan masalah lost circulation yang dilakukan pada Sumur X trayek lubang 12 ¼ di beberapa zona loss secara keseluruhan telah dilakukan dengan baik, walaupun lumpur tidak sepenuhnya kembali ke permukaan tetapi rate loss berkurang secara signifikan dan tidak ada masalah saat pemasangan dan penyemenan casing 9 5/8. Namun demikian, target kedalaman akhir yang diinginkan (zona produktif) telah dicapai