Usulan penerapan Metode Lean Six Sigma pada proses produksi benang PSR double ukuran 30 di Departemen Spinning PT. ISTEM
P ersaingan yang terjadi dalam dunia industri sekarang ini menuntut PT. Indonesia Synthetic Textile Mills (PT. ISTEM) untuk melakukan sebuah usaha perbaikan . Salah satu hal terpenting dalam usaha perbaikan ini adalah dengan melak:ukan peningkatan kualitas dan kecepatan produksi terhadap produk yang dihasilkannya. PT. ISTEM rnerupakan sebuah perusahaan tekstil terpadu yang menghasilkan produk berupa kain. Kain yang dihasilkan oleh PT. ISTEM sebagian besar ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan pasar luar negeri. Kain-kain yang diekspor ke luar negeri ini jelas harus memenuhi standar kualitas intemasional dan juga harus dapat memberikan pelayanan pengiriman produk dengan tepat waktu sehingga konsumen dapat terpuaskan.Permasalahan kualitas produk benang dan kecepatan produksi pada Departernen Spinning merupakan permasalahan yang sangat diperhatikan oleh PT. ISTEM, karena baik buruknya kualitas kain pada awalnya ditentukan dari kualitas benang yang dihasilkan.Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa produk benang yang dihasilkan oleh Departemen Spinning masih banyak yang tidak sesuai standar yang diharapkan seperti banyaknya produk benang cacat yang dihasilkan. Persentase jumlah produk benang yang cacat perbulannya masih berada di atas 2,5%, dan hal ini tentu saja tidak sesuai dengan target perusahaan sebesar 1%.Penelitian ini difokuskan pada satu produk yang menjadi prioritas dalampenanganan masalah yaitu benang PSR double ukuran 30. Produk benang PSR double ukuran 30 merupakan produk yang paling banyak diproduksi dan juga memiliki persentase produk cacat terbesar dibandingkan dengan jenis benang lainnya. Jenis kecacatan yang terdapat pada produk ini antara lain sambungan benang lemah, benang liar, kekuatan benang lemah, benang tidak ra dan puntiran benang lemah.Berdasarkan pengolahan data yang dilak:ukan dengan menggunakan data basil pengamatan pada bulan April 2008 diketahui bahwa nilai Process Cycle Efficien cy sebesar39.12%, dan Process Velocity sebesar 2.297 aktivitas/jarn. Tingkat Sigma sebesar 3.86 Sigma, menunjukkan bahwa perusahaan belum dapat mencapai tingkat 6 Sigma dengan pergeseran Shift 1.5 Sigma. Nilai DPMO perusahaan sebelum dilakukan perbaikan adalah 9076 kecacatan per satu juta peluang dan nilai ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu 3.4kecacatan per satu juta peluang.Beberapa usulan perbaikan diberikan untuk meningkatkan performansi kualitas dankecepatan produksi dari produk yang dihasilkan antara lain memberikan usulan rancangan alat bantu "Penghisap Otomatis" yang terpasang pada mesin Doubl e Twister, usulan penerapan Standard Operation Procedure pada proses kerja yang dinilai dapat menimbulkan kecacatan produk, usulan rancangan alat bantu angkut "Material Handling' pada proses transportasi, usulan program pelatihan kerja, dan usulan program pengawasan kerja bagi operator.Tahap implementasi usulan perbaikan dilaksanakan selama sepuluh hari dari tanggal 17-26 September 2008 dan disesuaikan dengan kebijakan perusah aan. Setelah dilakukan tahap implementasi, terlihat adanya peningkatan basil seperti nilai Process Cy cle Efficiency meningkat menjadi 45.62%, Process Velocity meningkat menjadi 2.672 aktivitas/jam . Selain itu terjadi juga penurunan tingkat DPMO menjadi 3231 kecacatan per satu juta peluang dan kenaikan tingkat Sigma menjadi 4.22 Sigma.
C ompetition that happens in the industry world nowadays pushed PT. Indonesia Synthetic Textile Mills (PT. ISTEM) to make an effort for improvement. One of the most important things in this effort is to enhance the quality and the speed of production . PT. ISTEM is a consolidated textile company which produces fabrics. Most of the fabrics produced by PT. ISTEM are aimed at foreign market . These exported fabrics obviously have to meet the international quality standard and also provide on-time delivery service so that the consumers could be satisfied.Problems concerning yam quality and production speed of the Spinning Department are the ones taken into account by PT. ISTEM, because the fabric quality determined by the quality of the yam produced. After experiments have been done, it was discovered that much of the yam produced by Spinning Department had not met the expected standard, such as much of the yarn produced was defective. The percentage of defective products was still above 2.5%, and this was not suitable with the company's 1%target.The experiment is focused on a product that becomes the priority in this probl emmanagement which is PSR double size 30. PSR double yam size 30 is a product which is mostly produced and also has the biggest defective percentage among other yam types. The types of defects found in this product include the weak yam splice, wild yam, weakyam strength, uneven yam, and weak yarn twist.According to the data processing done by using observation data in April 2008, it was known the value of Process Cycle Efficiency was 39.12% and Process Velocity was2.297 activities per hour. The Sigma level of 3.86 Sigma showed that the company hadn't achieved 6 Sigma level with 1.5 Sigma Shift. The DPMO value of the company was 9076 defects per million opportunities before the iL11provement took place, and this number was still far from the ideal condition which is 3.4 defects per million opportunities.Some suggestions are given in order to increase the performanc e quality and the production speed of the products, such as the suggestion for the design of the automatic inhalator device which is installed on the Double Twister machine, the application ofStandard Operation Procedure on the working process which is considered to have a probability to cause defect, the design of Material Handling device for the transportationprocess, the work-training program and the work-monitoring program for the operator.The implementation of improvement suggestions was executed for 10 days fromSeptember 17-26 2008, according to the company's policy. After implementation stage was done, it was apparent that there are improvements such as the Process Cycle Efficiency increased to 45.62% and the Process Velocity value increased to 2.672 activities per hour. In addition, there are also a decrease in DPMO level to 3231 defects per million opportunities an increase in Sigma level to 4.22 Sigma.