Perkiraan cadangan minyak tersisa dengan metode decline curve analysis pada lapangan MLS
S uatu reservoir memiliki kemampuan untuk memproduksikan fluida hidrokarbon yang dapat digambarkan melalui kinerja reservoir. Optimalisasi produksi suatu reservoir perlu dilakukan agar dapat menganalisa jumlah cadangan fluida hidrokarbon tersisa dari reservoir. Analisa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode decline curve analysis. Yang diperlukan untuk menganalisis dalam metode decline curve analysis yaitu data produksi, yang mana semakin lama suatu sumur berpdroduksi maka semakin menurun laju alir produksinya.Analisis kurva penurunan produksi dapat digunakan untuk memprediksikan lamanya sumur dapat berproduksi (lifetime) dan jumlah kumulatif minyak maksimum yang dapat diambil dari reservoir. Dengan mengetahui jumlah kumulatif produksi minyak maka dapat dihitung nilai recovery factor dari lapangan MLS. Tujuan dilakukan analisa kurva penurunan produksi yaitu untuk menentukan berapa lama sumur dapat memproduksikan minyak hingga batas ekonomis yang sudah ditentukan, menentukan umur suatu reservoir, menghitung perkiraan laju alir di masa yang akan datang, menganalisa dan menghitung jumlah minyak yang dapat diambil di masa yang akan datang dan untuk dapat mengetahui nilai recovery factor Lapangan MLS.Lapangan MLS hingga bulan Juli 2016 memiliki 16 sumur yang masih aktif berproduksi, yaitu sumur S-11, S-12, S-12A, S-14, S-15, S-16, S-19, S-20, S-25, S-27, S-28, S-31ST, S-32, S-33, S-34 dan S-35.Tekanan reservoir awal pada Lapangan MLS sebesar 2889 psi, kemudian untuk tekanan reservoir saat iniyaitu sebesar 2651 psi. Pada Lapangan MLS memiliki tekanan bubble point sebesar 2405 psi. Tenaga dorong (drive mechanism) pada Lapangan MLS yaitu water drive. Karakteristik batuan reservoir untuk lapangan ini diantaranya yaitu porositas rata-rata sebesar 16.05%, permeabilitas rata-rata sebesar 204.4 Milidarcy. Kemudian diketahui karakteristik fluida reservoir diantaranya yaitu saturasi air rata-rata yaitu sebesar 52.54% dan viskositas minyak sebesar 0.5922 cp. Berdasarkan data yang tertera maka dapat diketahui Lapangan MLS memiliki jumlah volume minyak awal (OOIP) sebesar 97 MMSTB. Lapangan MLS memiliki batas ekonomisnya yaitu sebesar 80 STB/d. Kumulatif produksi pada Lapangan MLS hingga Juli 2016 sebesar 27.7 MMSTB dengan laju produksi awal sebesar 1612 STB/d. Lapangan MLS masih dapat berproduksi hingga batas ekonomisnya sampai dengan Juli 2026. Kemudian Lapangan MLS masih dapat memproduksikan minyak sebanyak 4.1 MMSTB. Sehingga dapat dikalkulasikan jumlah minyak maksimum yang dapat diambil dari Lapangan MLS yaitu sebesar 31.8 MMSTB. Dari perhitungan yang sudah dilakukan maka didapatkan nilai recovery factornya sebesar32.8%.
A reservoir has the capacity to produce hydrocarbon fluid which can be illustrated by the performance of the reservoir. Optimization of the production of a reservoir needs to do in order to analyze the number of remaining reserves of hydrocarbon fluid from the reservoir. Decline curve analysis is used to know the estimation of reserves on field. From declie curve analysis, it can be predict future oil production rate and cummulative production on field. Otherwise, decline curve analysis will get the value of estimated ultimate recovery, remaining reserve and recovery factor from MLS field. MLS field produced until July 2016 has 16 active wells which are S-11, S-12, S-12A, S-14, S-15, S-16, S-19, S-20, S-25, S-27, S-28, S-31ST, S-32, S-33, S-34 dan S-35. Initial pressure on MLS field is 2889 psi, and current pressure on MLS field is 2651 psi. The MLS field has bubble point pressure on 2405 psi. The MLS field has production economic limit rate value of 80 STB/d. The MLS field still can produce oil until July 2026. Cummulative production through July 2016 is 27.7 MMSTB with flowrate oil 1612 STB/d. Analysis of declive curve at current conditions shows the cumulative productive until July 2026 is 31.8 MMSTB. So, MLS field has remaining reserve 4.1 MMSTB. Recovery factor from MLS field is 32.8%