Evaluasi kegiatan stimulasi sumur ML-FA pada lapangan panas bumi muara laboh dengan menggunakan metode pressure temperatur spinner injeksi
P ada sumur panasbumi ketika memproduksikan suatu sumur laju alir dari produksinya tidak selalu stabil. Sumur yang diproduksikan terus-menerus akan menurun laju alir produksinya, dimana disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi pada reservoir panasbumi. Dilakukannya proses stimulasi pada reservoir bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi agar laju alir yang turun pada reservoir tersebut dapat meningkat kembali. Proses stimulasi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan penurunan produksi tidak selalu berhasil dan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan stimulasi ini berhasil atau tidak, bisa menggunakan metode survei pressure temperature spinner.Pressure temperature spinner (PTS) survei merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui besaran laju alir suatu sumur yang nantinya ketika jumlah besaran laju alir diketahui, digunakan untuk dapat membandingkan besaran laju alir dari dua keadaan. Pressure temperature spinner survei selain mendapatkan nilai laju alir berdasarkan perputaran dari bilah-bilah pada alat tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai tekanan dan temperatur tiap kedalaman dari suatu sumur. Pelakasanaan PTS survei ini umumnya dilakukan pada keadaan injection, flowing, serta shut in. Pada dasarnya PT survei injection merupakan jenis PTS yang dilakukan pada saat keadaan sumur diinjeksikan oleh air.Metode pressure temperature spinner survei ini dilakukan dengan menghitung nilai injectivity index pada keadaan sebelum stimulasi dilakukan dan setelah stimulasi dilakukan. Nilai ini nantinya akan dibandingkan dan dilihat apakah terjadi kenaikan nilai injectivity index setelah dilakukan stimulasi. Apabila ada kenaikan maka disimpulkan proses stimulasi berhasil.Pada penelitian menggunakan pressure temperature spinner ini, penulis mendapatkan nilai injectivity index sebelum dilakukannya stimulasi sebesar 1.85 kg/s.bar dan nilai injectivity index setelah dilakukannya kegiatan stimulasi sebesar 10.71 kg/s.bar. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan stimulasi yang dilakukan berhasil karena nilai injectivity index pada keadaan setelah stimulasi lebih besar daripada nilai injectivity index sebelum stimulasi.
I n geothermal wells, when producing a well the production flow rate is not always stable. The wells produced continuously will decrease the production flow rate, which is caused by problems that occur in the geothermal reservoir. Conducting a stimulation process in the reservoir aims to overcome the problems that occur so that the downward flow rate in the reservoir can increase again. The stimulation process carried out to overcome the problem of decreasing production is not always successful. To find out whether this stimulation activity is successful or not, you can use a pressure temperature spinner survey method.Pressure temperature spinner (PTS) survey is a method that is used to determine the amount of flow rate of a well, which later when the amount of the flow rate is known can be used to compare the amount of flow rate of two conditions. In addition to getting the flow rate based on the rotation of the blades on the tool, it can also be used to determine the value of pressure and the temperature of each depth of a well. The implementation of PTS surveys is generally carried out in the circumstances of injection, flowing, and shut-in. Basically PT Survey injection is a type of PTS that is carried out when the well condition is injected by water.The pressure temperature spinner method of this survey is done by calculating the injectivity index value in the state before stimulation is carried out and after stimulation is done. This value will be compared and seen whether there is an increase in the injectivity index value after stimulation. If there is an increase, it is concluded that the stimulation process is successful.In this study using a pressure temperature spinner, the authors obtained the injectivity index value before stimulation of 1.85 kg / s.bar and the injectivity index value after stimulation activities of 10.71 kg / s.bar. It can be concluded that the stimulation activities carried out are successful because the injectivity index value after stimulation is greater than the value of the injectivity index before stimulation.