Kajian potensi kuantitas air Waduk Pluit sebagai cadangan sumber air baku
W aduk Pluit merupakan salah satu waduk terbesar di DKI Jakarta yang terletak di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Dengan luas sebesar 738.662,40 m2 dan kedalaman rata-rata setinggi 3,5 m, membuat waduk ini memliki potensi yang besar dalam menyimpan air sebagai cadangan sumber air baku. Dalam kajian ini digunakan Metode Distribusi Gumbel untuk menentukan hujan rencana pada PUH 2 tahun, Metode Thiessen untuk menentukan curah hujan rata-rata, dan intensitas hujan tiap bulan. Debit inflow waduk dipengaruhi oleh debit presipitasi dan debit limpasan catchment area Waduk Pluit. Sedangkan debit outflow ditentukan berdasarkan laju evaporasi, suplai air baku, dan air yang dipompa ke laut. Dilakukan simulasi untuk dua skenario kondisi, yakni skenario I pada kedalaman 3 ,5 m dan skenario II pada kedalaman I 0 m. Berdasarkan hasil simulasi skenario I, Waduk Pluit mampu menyediakan air sebesar 116.055,36 m3 atau 0,04 m3/dtk dan pada skenario II Waduk Pluit mampu menyediakan air sebesar 160.872,48 m3 atau 0,06 m3 /dtk. Daerah pelayanan yang direncanakan adalah beberapa kelurahan di Kecamatan Penjaringan yaitu Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, dan Penjaringan yang belum terlayani PDAM dengan konsumsi air minum rata-rata sebesar 100 L/dtk. Total prosentase pelayanan waduk pada skenario I adalah 62,4%. Sedangkan pada skenario II total prosentase pelayanannya adalah 93,6%. Biaya operasional tahunan waduk pada skenario I adalah Rp672.880.448,- dan pada skenario II, biaya operasionalnya mencapai Rpl 4.415.866.800,-
P luit Reservoir is one of the largest reservoir in Jakarta located in Penjaringan, North Jakarta. With an area of 738,662.40 m2 and an average depth of as high as 3.5 m, making this reservoir has great potential in saving water as a backup source of raw water. The method which is used in this study to determine the distribution of rainfall in the PUH 2-year plan is Gumbel, Thiessen method to determine the average rainfall, and rainfall intensity of each month. Debit inflow reservoir is affected by discharge of precipitation and runoff discharge Pluit reservoir catchment area. While the outflow discharg~ is determined by the rate of evaporation, the raw water supply, and water pumped into the sea. This studi is using simulations for two scenarios of conditions, that are scenario I at a depth of3.5 m and scenario II at a depth of 10 m. Based on the results of the simulation scenario I, Pluit reservoir is able, to provide water for 116.055,36 m3 or 0,04 m3/sec and in scenario II Pluit reservoir can supply water at 160.872,48 m3 or0.06 m3/sec. The planned service areas are some of the villages in the Penjaringan, that are Kamal Muara Kapuk Muara, Pejagalan, and Penjaringan which still unserved taps with potable water. The average of water consumption is 100Lisee. Total percentage of service reservoirs in the scenario I is 65.75%. While in the second scenario the total percentage of service is 82%. Annual operating expenses at a dam on the scenario I was Rp672.880.448,- and in scenario II, the operational cost reaches Rp14.415.866.800,-.