Analisis perbandingan pengaruh KCL dan NACL pada sistem lumpur pemboran dalam menangani pengembangan mineral clay jenis montimorillonite
P ada penelitian yang dilakukan di Laboratorium Material Pemboran “PPPTMGB LEMIGAS†ini akan dikaji mengenai pengaruh manakah yang lebih besar dalam menangani pengembangan mineral clay antara ion K+ dan ion Cl- . Mineral clay yang digunakan pada penelitian ini adalah mineral clay jenis montmorillonite karena clay jenis ini tingkat hidrasinya sangat tinggi terhadap air, sehingga perbedaan ukuran pengembangan shale saat menggunakan additif shale control maupun yang tidak akan lebih mudah terlihat. Zat additif shale control yang digunakan adalah KCl dan NaCl untuk melihat kemampuan dari ion K+ dan ion Cl- tersebut. Untuk melihat pengaruh dari ion K+ terhadap pengembangan clay digunakan larutan KCl, sedangkan untuk melihat pengaruh dari ion Cl- digunakan larutan NaCl. Kedua bahan ini sama-sama bersifat mengurangi kereaktifan shale, oleh karena itu kedua bahan ini akan dibandingkan hasil persentase swelling yang akan dihasilkan dengan menggunakan alat Linear Swell Meter untuk melihat bahan mana yang lebih baik sebagai additif shale controlHasilnya adalah KCl atau ion K+ terbukti lebih efektif dalam menurunkan pengembangan shale karena dibandingkan dengan ion Cl-. Pengembangan shale yang paling stabil dan lebih kecil ditunjukkan pada saat pemakaian KCl dengan konsentrasi 10% dari berat lumpur.
I n research conducted in the laboratory of drilling material “PPPTMGB LEMIGAS†will be assessed an effect of which is larger in handling the swelling clay between the K + ions and Cl- ions. The type of mineral clay that used in this research is a montmorillonite clay type, because it has a very high hydration on the water. So that the difference in the size of the current swelling shale using shale control additives and the size of swelling shale that not contaminated with shale control additives will be easily seen. Shale control additive substance that will be used are KCl and NaCl to see the capabilities of K+ ions and the Cl- ions from those additives. To see the effect of K+ ions towards the swelling of clay used KCl solution, while NaCl solution is used to see the effect of Cl-. Both of these materials are equally reduce the reactivity of shale, therefore these two materials will be compared to the percentage of swelling which will be generated more than others using Linear Swell Meter tool to see which material is better as shale control additive. The result is KCl or K+ ions proved to be more effective in reducing the development of shale as compared with Cl- ions. The most stable of swelling shale and smaller measurement presented upon use of KCl at a concentration of 10% of the weight of mud.