DETAIL KOLEKSI

Efektivitas penambahan lumpur kcl polymer terhadap formasi clay reaktif pada sumur fa lapangan panas bumi


Oleh : Farah Adiana Eka Suci

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Apriandi Rizkina Rangga Wastu

Pembimbing 2 : Onnie Ridaliani Prapansya

Kata Kunci : KCl Polymer Mud, Swelling Clay, Reactive Clay Formation, Linear Swell Meter

Saat ini file hanya dapat diakses dari perpustakaan.

Status : Lengkap

O perasi pemboran sumur panas bumi memiliki salah satu permasalahan utama seperti swelling clay, terutama jika pada formasi clay reaktif. Lumpur pemboran merupakan faktor dalam menentukan kesuksesan operasi pengeboran. Lumpur Gel Polymer umumnya digunakan dalam pemboran, namun KCl Polymer ditambahkan jika ditemukan formasi clay reaktif untuk mengurangi terjadinya swelling clay. Metode yang digunakan meliputi uji MBT dan LSM untuk mengukur kereaktifan dan swelling clay. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik formasi, menilai kemampuan Gel Polymer dan KCl Polymer dalam mengurangi swelling, serta efektivitas masing-masing lumpur pada formasi clay reaktif. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas Gel Polymer dan KCl Polymer dalam menghadapi formasi clay reaktif pada trayek 36”, 26”, dan 17 ½“ di sumur FA menggunakan metode uji MBT (Methylene Blue Test) dan LSM (Linear Swell Meter). Penelitian ini menggunakan metode korelasional antara data kuantitatif dan hasil eksperimen di laboratorium untuk membandingkan sampel lumpur Gel Polymer dan KCl Polymer. Uji MBT (Methylene Blue Test) untuk mengetahui kandungan clay dan LSM (Linear Swell Meter) untuk mengetahui persentase swelling. Sampel lumpur Gel Polymer dan KCl Polymer diuji untuk melihat reaksi terhadap formasi clay reaktif. Data diperoleh dari DDR, FWR, DMR, uji MBT, dan uji LSM. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan tentang penggunaan kedua jenis lumpur pada formasi clay reaktif di lapangan panas bumi. Studi ini dimulai dengan uji MBT untuk menentukan kandungan clay, dilanjutkan dengan pembuatan sampel cutting, persiapan lumpur serta uji LSM yang dilakukan untuk memilih jenis lumpur yang paling efektif berdasarkan hasil pengembangan clay. Berdasarkan hasil penelitian dengan data kuantitatif dan hasil eksperimen di laboratorium, pengujian swelling clay dengan lumpur Gel Polymer dan KCl Polymer dimulai dengan menentukan konsentrasi optimum dari kedua sampel. Untuk KCl Polymer, konsentrasi optimum ditemukan pada 7% untuk trayek 26” dan 4% untuk trayek 17 ½”. Pengujian LSM (Linear Swell Meter) menunjukkan lumpur Gel Polymer menghasilkan persentase swelling terbesar yaitu 25.78% dengan waktu pengembangan 11 jam untuk mencapai stabil. Sebaliknya, lumpur dengan 7% KCl Polymer menghasilkan persentase swelling 16.38%, dan lumpur dengan 4% KCl Polymer hanya menghasilkan persentase swelling sebesar 5.34% dalam kurun waktu 8 jam untuk mencapai stabil. KCl Polymer lebih efektif karena ion K+ menggantikan ion Na+ pada permukaan clay, menetralkan muatan negatif, mengurangi kemampuan clay menyerap air, dan mengurangi swelling. Tanpa ion kalium dari KCl Polymer, lumpur Gel Polymer kurang efektif dalam menetralkan muatan negatif, sehingga clay terus menyerap air dan mengembang hingga mencapai batas maksimum. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal. Hasil uji MBT pada trayek 26” dan 17 ½” menunjukkan kandungan smectite sebesar 60 meq/100 gr atau formasi clay reaktif. Lumpur Gel Polymer tidak efektif dalam mengurangi swelling pada trayek 26” dan 17 ½”, dengan hasil swelling 25.78% dalam 11 jam. Sebaliknya, lumpur KCl Polymer lebih efektif dalam mengurangi swelling karena mampu mengurangi penyerapan air. Hasil uji LSM menunjukkan bahwa penggunaan lumpur Gel Polymer, 7% KCl Polymer, dan 4% KCl Polymer masing-masing menghasilkan persentase swelling 25.78%, 16.38%, dan 5.34%.

G eothermal well drilling operations face a significant issue with swelling clay, especially in reactive clay formations. Drilling mud is a crucial factor in determining the success of drilling operations. Gel Polymer mud is generally used, but KCl Polymer is added if reactive clay formations are encountered to reduce swelling clay. The methods used include MBT and LSM tests to measure clay reactivity and swelling. This study aims to identify formation characteristics, assess the ability of Gel Polymer and KCl Polymer to reduce swelling, and determine the effectiveness of each mud in reactive clay formations. The research evaluates the effectiveness of Gel Polymer and KCl Polymer in dealing with reactive clay formations in the 36”, 26”, and 17 ½“ sections of well FA using MBT (Methylene Blue Test) and LSM (Linear Swell Meter) methods. A correlational method was used, combining quantitative data and laboratory experiments to compare Gel Polymer and KCl Polymer mud samples. MBT tests determine clay content, while LSM tests measure swelling percentages. Gel Polymer and KCl Polymer mud samples were tested for their reactions to reactive clay formations. Data was obtained from DDR, FWR, DMR, MBT tests, and LSM tests. This study is expected to provide insights into the use of both types of mud in reactive clay formations in geothermal fields. The study began with MBT tests to determine clay content, followed by core sample preparation, mud preparation, and LSM tests to choose the most effective mud based on clay swelling results. Based on quantitative data and laboratory experiments, swelling clay tests with Gel Polymer and KCl Polymer mud began with determining the optimum concentration of both samples. For KCl Polymer, the optimum concentration was found to be 7% for the 26” section and 4% for the 17 ½” section. LSM tests showed that Gel Polymer mud resulted in the highest swelling percentage of 25.78% with an 11-hour stabilization time. Conversely, 7% KCl Polymer mud resulted in 16.38% swelling, and 4% KCl Polymer mud only resulted in 5.34% swelling with an 8-hour stabilization time. KCl Polymer is more effective because K+ ions replace Na+ ions on the clay surface, neutralizing the negative charge, reducing the clay\\\'s ability to absorb water, and thus reducing swelling. Without potassium ions from KCl Polymer, Gel Polymer mud is less effective in neutralizing the negative charge, causing the clay to continue absorbing water and swelling to its maximum limit. The study concluded several points. MBT tests on the 26” and 17 ½” sections showed a smectite content of 60 meq/100 gr, indicating reactive clay formations. Gel Polymer mud was ineffective in reducing swelling in these sections, with a swelling result of 25.78% in 11 hours. In contrast, KCl Polymer mud was more effective in reducing swelling due to its ability to reduce water absorption. LSM tests showed that Gel Polymer, 7% KCl Polymer, and 4% KCl Polymer mud resulted in swelling percentages of 25.78%, 16.38%, and 5.34%, respectively.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?