Studi laboratorium penggunaan ampas tebu sebagai aditif pada lumpur pemboranberbahan dasar air
P ada kinerja lumpur pemboran sangat menentukan tingkat kesuksesan suatu operasi pemboran. Lumpur pemboran merupakan fluida yang yang terdiri dari bahan dasar dan bahan aditif. Aditif yang seringkali dicampurkan pada lumpur pemboran guna mencapai sifat fisik lumpur yang diinginkan cenderung merupakan zat kontaminan yang beracun dan sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan. Penggunaan bahan aditif organik merupakan inovasi dan solusi untuk menekan penggunaan bahan aditif yang buruk bagi lingkungan sekitar. Pada penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui kemampuan ampas tebu sebagai aditif lumpur pemboran dengan menguji nilai funnel viscosity, plastic viscosity, yield point, gel strength, pH, filtration loss, dan mud cake dengan komposisi 0, 2, 4, dan 6 gram pada temperatur 80ºF dan 200ºF. Sampel ampas tebu yang diteliti dibedakan menjadi sampel un-treated dan sampel treated, perbedaan kedua sampel tersebut dapat dilihat dari komposisi yang digunakan setelah dan sebelum dilakukannya treatment. Dengan menambahkan starch sebagai aditif pada komposisi lumpur yang akan diuji dan juga ditambahkannya lima gram bentonite. Setelah dilakukan treatment dapat dilihat kenaikan nilai funnel viscosity, plastic viscosity, yield poit, gel strength, pH, filtration loss, dan mud cake. Hasil yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi dan menandakan ampas tebu, bisa dijadikan zat aditif pada lumpur pemboran. Dari hasil pengujian di laboratorium, penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni sampel un-treated dan treated, menghasilkan nilai yang berbanding lurus terhadap satu sama lain, akan tetapi pada nilai funnel viscosity nilai sampel un-treated mengalami penurunan sebesar 70 - 25 sec/quartz pada temperatur 80ºF dan 73 – 25 sec/quartz pada temperatur 200ºF. Disini dilakukan lagi treatment untuk komposisi lumpurnya agar mendapatkan hasil funnel viscosity sesuai dengan spesifikasi dan parameter – parameter lumpur yang baik, setelah dilakukan treatment nilai sampel treated mengalami kenaikan sebesar 33 – 25 sec/quartz pada temperatur 80ºF dan 29 – 25 sec/quartz pada temperatur 200ºF. Nilai filtration loss yang didapat dari sampel un-treated pada temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 20 – 10 ml, dan 15 – 6 ml, setelah dilakukan proses treatment lagi nilai pada sampel treated temperatur 80ºF dan 200ºF secara berturut-turut adalah 20 – 7,6 ml, dan 15 – 5 ml. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa ampas tebu dapat digunakan sebagai filtration loss control, rheology modifier, dan viscosifier bagi sampel treated.
T he performance of drilling mud greatly determines the level of success of a drilling operation. Drilling mud is a fluid consisting of basic ingredients and additives. Additives which are often added to drilling mud to achieve the desired physical properties of the mud tend to be toxic and very dangerous contaminants if not handled properly before being discharged into the environment. The use of organic additives is an innovation and a solution to reduce the use of additives that are bad for the environment. In this final project, the aim is to research and determine the ability of bagasse as a drilling mud additive by testing the values of funnel viscosity, plastic viscosity, yield point, gel strength, pH, filtration loss, and mud cake with compositions of 0, 2, 4, and 6 grams at temperatures of 80ºF and 200ºF. before doing treatment. By adding starch as an additive to the sludge composition to be tested and also adding five grams of bentonite. After the treatment, it can be seen that the value of funnel viscosity, plastic viscosity, yield poit, gel strength, pH, filtration loss, and mud cake can be seen. The results obtained were in accordance with the specifications and indicated that bagasse could be used as an additive in drilling mud. From the results of laboratory tests, this study was divided into two, namely un-treated and treated samples, producing values that were directly proportional to each other, but in the funnel viscosity value, the value of the un-treated sample decreased by 70 - 25 sec/quartz at a temperature of 80ºF and 73 - 26 at a temperature of 200ºF. Here another treatment is carried out for the mud composition in order to get funnel viscosity results in accordance with the specifications and good mud parameters, after treatment the treated sample values increase by 33 – 25 sec/quartz at a temperature of 80ºF and 29 – 25 sec/quartz at a temperature of 200ºF. Filtration loss values obtained from un-treated samples at temperatures of 80ºF and 200ºF respectively were 20 - 10 ml, and 15 - 6 ml, after the treatment process again the values for treated samples at temperatures of 80ºF and 200ºF were respectively 20 - 7.6 ml, and 15 - 5 ml. The test results show that bagasse can be used as a filtration loss control, rheology modifier, and viscosifier for treated samples.