DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara kadar debu Malt dengan kesehatan pekerja di Pabrik Bir PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., Tangerang

5.0


Oleh : Dina Jackson Arief

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2003

Pembimbing 1 : E. Budirahardjo

Pembimbing 2 : MM. Sintorini Moerdjoko

Subyek : Occupational health and safety

Kata Kunci : malt, TSP, NAB, large conveyor

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2003_TA_STL_08297019_Halaman-Judul.pdf
2. 2003_TA_STL_08297019_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2003_TA_STL_08297019_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2003_TA_STL_08297019_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2003_TA_STL_08297019_Bab-3_Metode-Penelitian.pdf
6. 2003_TA_STL_08297019_Bab-4_Hasil-Pengamatan-Dan-Pembahasan.pdf
7. 2003_TA_STL_08297019_Bab-5_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf
8. 2003_TA_STL_08297019_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2003_TA_STL_08297019_Lampiran.pdf

P T. Multi Bintang Indonesia,Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bir dan minuman ringan seperti Bir Bintang, Guiness Stout dan Green Sands Shandy dalam bentuk kaleng dan botol. Bahan utama pembuat bir adalah air dan malt. Malt adalah tumbuhan barley yang berkecambah yang sudah ditreatment sehingga enzimnya menjadi aktif.Proses utama dalam pabrik bir tersebut adalah brewing (pemasakan bir) dan bottliitg (pengalengan dan pembotolan). Bangunan utama dalam proses pembuatan bir terdiri dari 3, yaitu Silo (tempat penyimpanan malt), Brewery (tempat pemasakan bir), dan bottling hall (tempat pengalengan dan pembotolan). Tempat atau bangunan yang menjadi konsentrasi penelitian adalah Ertnvery dan Silo karena tempat ini berhubungan langsung dengan penanganan ma// yang merupakan sumber debu.Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Total Suspended Particulate (TSP) di lingkungan kerja PT. MBI sehingga didapatkan suatu gambaran bagaimana hubungan kadar debu di dalam lingkungan pabrik bir PT. MBI dapat berpengaruh terhadap kesehatan para pekerja (terutama gangguan saluan pernafasan).Pengambilan sampel dilakukan di 5 tempat yang merupakan area produksi penanganan malt, yaitu Conveyor Besar, Transfer Malt, Silo Besar, Day Silo, dan Brewery. Pengukuran dilakukan di 2 titik di flap lokasi dan dilakukan selama 3 hari. Yang diukur adalah kadar debu (TSP), suhu dan kelembaban. Hasil dari analisa tersebut diolah secara statistik dengan menggunakan metode rei,resi linear. Sedangkan mengenai keluhan gejala gangguan saluran pemafasan didapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada para pekerja di bagian Silo dan Brewery di Pabrik Bir PT. MBI, kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan metode regresi logisak.Secara keselunihan konsentrasi debu (TSP) tertinggi terdapat pada lokasi Conveyor Besar I yaitu sebesar 14,29 mg/m3 dengan suhu 33°C dan kelembaban 55%. Dan konsentrasi terkecil terdapat pada lokasi Silo Besar I yaitu sebesar 0,05 mg/m' dengan suhu 31°C dan kelembaban 62%. Konsentrasi debu (TSP) di dalam lingkungan pabrik bir PT. MBI sebagian besar masih berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) SE-01/MEN-1997 yaitu sebesar 10 mg/m'. Namun pada lokasi Coni•eyor Besar, kadar debu sudah melewati NAB sehingga sudah dapat dikategorikan sebagai lingkungan kerja yang tidak sehat. Banyaknya kuesioner yang tersebar dan terkumpul sesuai dengan banyaknya jumlah pekerja, yaitu 100 responden dimana diketahui bahwa 72% atau 72 orang dinyatakan sehat dan sisanya 28% atau 28 orang dinyatakan sakit.Dalam analisa statistik regresi logistik menunjukkan bahwa ada 2 variabel yang menunjukkan hubungan bermakna dalam menyebabkan adanya gangguan saluran pernafasan yaitu variabel masa keqa dan riwayat merokok. Sedangkan fingkat probabilitas seorang pekerja untuk terkena gejala gangguan saluran pernafasan pada lokasi Conveyor Besar sebesar 77,77%, Transfer Malt sebesar 67,48%, Silo Besar sebesar 47,43%, Day Silo sebesar 49,15% dan Brewery sebesar 49,65%.Dari hasil analisa data-data diatas dapat diketahui bahwa konsentrasi debu (TSP) di pabrik bir PT. MBI dapat dikategorikan tinggi dan ada yang melebihi NAB dan perlu adanya evaluasi dan perbaikan dalam hal penurunan kadar debu (TSP) sehingga kadar debu menjadi dibawah NAB dan lingkungan kerja menjadi lebih sehat.Upaya perbaikan dan pengendalian dapat dilakukan dengan penambahan ventilasi untuk mengatur sirkulasi udara agar menjadi lebih baik, penggunaan exhaust, mengefektifkan kerja dust collector, melakukan maintenance yang lebih baik, menerapkan metode goodhmisekeeping, dan pemakaian alat kesehatan dan keselamatan kerja.

P T. Multi Bintang Indonesia, Tbk. is a company specializing in beer brewing and manufactured soft drinks with main products such as Bir Bintang, Guiness Stout, and Green Sands Shandy in bottles and cans. The basic ingredients for brewing beer are water and malt. Malt is an enzyme activated barley grain,The main process of beer brewing factory consist of brewing and bottling or canning. The factory’s main buildings involved in brewing beer are silo (malt storage), brewery and bottling hall. The target location of this research is brewery and silo, because these locations have direct impact toward malt handling process which excesses dust.The focus of this research is to measure the Total Suspended Particulate (TSP) concentradon in the working environment of PT. MBI. Thus, the correlation between the malt dust concentration and its impact on the workers’ health (especially concerning respiratory problems) can be determined.Sampling was done on 5 locations, all of which was in malt handling areas. Each location was divided into two sampling points and the measurement was held for 3 days. The measured components were dust concentration, temperature, and moisture. The result of the analysis is processed statistically by applying linear regression method. Meanwhile, the symptoms of the respiratory problem are identified by distributing questionnaires to all workers in the silo and brewery area of PT. MBI. Furthemiore, the identification is processed statistically by applying logistical regression method.Overall, the highest dust concentradon (TSP) is found at Large Conveyor I area of 14,29 mg/m3 with the temperature of 33°C and moisture of 55%. While the lowest dust concentration (TSP) is identified at Large Silo I area of 0,05 mg/m' with the temperature of 3l°C and moisture of 62%. Most dust concentration (TSP) in the working environment of beer brewing factory of PT. MBI are still under NAB SE-01/MEN-1997, which is 10 mg/m'. However, the dust concentration in the Large Conveyor area has surpassed the NAB. Consequently, it can be categorized as an unhealthy working environment. The number of the questionnaire distributed and collected is in accordance to the total number of the workers, which are100 respondents. Among which was found 72 respondents or 72 % was declared healthy and the rest 28 respondents or 28% was claimed having some health problems.The result of the statistical analysis on the logistic regression reveals that there is a significant relationship between the respiratory problems with the variable of working period and smoking history. The probability percentage for a worker having a respiratory symptoms in Large Conveyor area is 77,77%, in Malt Transfer is 67,48%, in Large Silo is 47,43%, in Day Silo is 49,15% and in the Brewery is 49,65%.Based on the aforementioned data analysis, it is concluded that dust concentration (TSP) at the beer brewing factory of PT. MBI can be categorized as high because dust concentration in one of the locadons has surpassed the NAB and need to be evaluated repaired in terms of minimizing dust concentration (TSP) to the level bellow NAB in order to create a healthier working environment.Repairing and controlling efforts can be achieved by adding more ventilation to establish better air circulation, using exhaust fan, using dust collector, applying better maintenance, good housekeeping method, and the correct use of medical and safety equipments.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?