DETAIL KOLEKSI

Pengaruh kadar debu total terhadap kesehatan pekerja pada PT Keramika Indoneisa Assosiasi, Cileungsi, Bogor

0.0


Oleh : Tantra Adinugraha

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2002

Pembimbing 1 : Soepangat Soemarto

Pembimbing 2 : MM. Sintorini Moerdjoko

Subyek : Air pollution;Occupational health and safety

Kata Kunci : total suspended particulate (TSP), worker's health

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2002_TA_STL_08296112_Halaman-Judul.pdf 13
2. 2002_TA_STL_08296112_Lembar-Pengesahan.pdf 1
3. 2002_TA_STL_08296112_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2002_TA_STL_08296112_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2002_TA_STL_08296112_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2002_TA_STL_08296112_Bab-4_Hasil-Pengamatan-Dan-Perhitungan.pdf
7. 2002_TA_STL_08296112_Bab-5_Pembahasan.pdf
8. 2002_TA_STL_08296112_Bab-6_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf
9. 2002_TA_STL_08296112_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 2002_TA_STL_08296112_Lampiran.pdf

P T. Keramika Indonesia Assosiasi adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang antara lain memproduksi genteng keramik. Proses produksi genteng pada PT. KIA menimbulkan pencemaran udara, yaitu konsentrasi debu total (TSP) yang tinggi, kondisi ini mempunyai dampak negatif terhadap para pekerja.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi TSP pada unit produksi genteng PT. KIA untuk kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) menurut Surat Edaran Menaker No. 1 Tahun 1997 yaitu 10 mg/m* dan mengetahui pengaruhnya terhadap para pekerja, serta untuk mengetahui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan untuk mengurangi dampak konsentrasi TSP terhadap para pekerja.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “Cross Sectional' yaitu menghubungkan antara konsentrasi TSP, suhu, kelembaban, umur, masa kerja, riwayat merokok, dan kepatuhan dalam menggunakan alat pelindung diri terhadap status kesehatan karyawan yang berhubungan dengan gejala gangguan saluran pernafasan.Pengukuran konsentrasi TSP dilakukan pada tanggal 26 April, 4 Mei dan 6 Mei 2002 di 3 lokasi, yaitu Preparasi Massa I di 2 titik, Preparasi Massa II di 2 titik dan FOrmlng di 1 titik. Pada masing-masing titik sampling dilakukan 2 kali, yaitu pada pagi dan siang hari selama 1 jam. Untuk mengetahui hubungan konsentrasi TSP dengan suhu dan kelembaban digunakan metode statistik regresi linear. Sedangkan untuk mengetahui status kesehatan pekerja yang berhubungan dengan gejala gangguan saluran pernafasan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh 48 orang pekerja , kemudian dianalisa menggunakan metode statistik regresi logistik.Sampling selama 3 hari pada unit Preparasi Massa I konsentrasi TSP rata- ratanya sebesar 22,3673 mg/m3, yang berarti melebihi NAB 10 mg/m , pada unit Preparasi Massa II sebesar 14,8277 mg/m*, juga melebihi NAB, sedangkan pada unit Forming sebesar 3,2185 mg/m^, berarti masih di bawah NAB. Pada unit Preparasi Massa I dan II yang konsentrasi TSP-nya molebihi NAB, persentase jumlah pekerja yang mempunyai status kesehatan buruk adalah 58,33 °4, sedangkan pada unit Forming, yang konsentrasi TSP-nya masih di bawah NAB, persentase jumlah pekerja yang mempunyai status kesehatan buruk adalah 25 %.Dari hasil analisa statistik regresi linear, 80,8 % konsentrasi TSP dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban, ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi TSP dengan suhu dan kelembaban.Dengan analisa statistik regresi logistik, dihubungkan antara gangguan pernafasan dengan konsentrasi TSP, suhu, kelembaban, umur, masa kerja dan riwayat merokok. Pada analisa multivariat didapatkan hubungan yang signifikan antara gejala gangguan pernafasan dengan konsentrasi TSP, suhu, kelembaban, dan masa kerja.Dari hasil perhitungan Odds Ratio. resiko relatif pekerja pada unit Preparasi Massa I dan II dengan konsentrasi TSP melebihi NAB, untuk mempunyai status kesehatan buruk adalah 4,2 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada unit Forming dengan konsentrasi TSP di bawah NAB.Upaya pengendalian lingkungan kerja yang dilakukan adalah dengan memasang Dust Collector penyediaan ventilasi yang cukup dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap mesin produksi, sedangkan upaya pengendalian perorangan adalah dengan menyediakan alat pelindung diri dan pemeriksaan kesehatan secara berkala setiap 6 bulan sekali. Namun demikian sebaiknya dilakukan rotasi tempat kerja agar seorang pekerja tidak terus menerus bekerja di lokasi yang konsentrasi TSP-nya tinggi.Referensi : 21 (1979 — 1999)

P T. Keramika Indonesia Asosiasi is a large company in Indonesia producing ceramic roofs. Ceramic roof production process in PT. KIA results in air pollution, in the form of Total Suspended Particulate (TSP) at high concentration. This condition has negative impact on the workers.The objective of this research is to examine the TSP concentration in the roof production unit in PT. KIA. The a result is then compared with the Threshold Value Limit according to Surat Edaran Menaker No 1 Tahun 1997 that is 10 mg/m3 and to investigate its influence on the workers, as well as to study the efforts made by the company to reduce the TSP impact on the workers.This research adopted Cross Sectional method which correlated between the TSP concentration, temperature, moisture, age, tenure, smoking history & the discipline of the workers in using protection instrument and the health status of the workers in response to the respiratory tube disease phenomenon.The measurement of TSP concentration was conducted on 26 April, 4 May and 6 May 2002 in three locations, namely in the Mass Preparation I in two points, Mass Preparation II in two points and Forming in one point. In each point the sampling was made twice, namely in the morning and in the afternoon for one hour. To know the correlation of TSP concentration with moisture and temperature, linear regression statistic analysis was used. To examine the status of the workers’ health in response to the respiratory tube disease, questionnaire was distributed to all 48 workers. The data were than analyzed using logistic regression statistics.The sampling taken for 3 days in the Mass Preparation I indicated that theaverage TSP concentration was 22.3673 mg/m*, meaning it is higher than Threshold Value Limit, in the Mass Preparation II the average TSP concentration was 14.8277 mg/m , meaning it is also higher than Threshold Value Limit, while in the Forming unit the average TSP concentration was 3.2185 mg/m3, meaning it is under the Threshold Value Limit. In the Mass Preparation unit I and II, with the TSP concentration higher than Threshold Value Limit, the percentage of the worker number with bad health status was 58.33°/», while in the Forming unit, with the TSP concentration was still under the Threshold Value Limit, the percentage of worker number with bad health status was 25%. Based on the result of the linear regression statistical analysis, 80.8% of the TSP concentration was influence by temperature and moisture, meaning that there issignificant correlation between TSP concentration and temperature & moisture.Using logistic regression statistic analysis, there is correlation between respiratory disease and TSP concentration, temperature, age, moisture and tenure.From the computation of Odds Ratio, the risk of the workers in Mass Preparation unit I and II to have a bad health status is 4,2 times bigger than the workers in the Forming unit.The control of work environment conducted by the company is by installing Oust Collector, ventilation and periodic examination of the production machines, while the individual control is by providing them with maskers and periodic medical examination one in 6 months. It is suggested, however, that the work place rotation is performed in order that a worker does not work continually in the location with high TSP concentration. Reference : 21 (1979—1999).

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?