S eiring dengan perkembangan aktivitas perkotaan di DKI Jakarta yang sangat pesat, kondisi pencemaran udara akan semakin memburuk di masa mendatang apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap sumber emisi. Salah satu parameter polutan penting penyebab pencemaran udara adalah TSP atau Total Partikulat Tersuspensi. Salah satu dampaknya terhadap kesehatan manusia adaJah dapat mengganggu atau menyebabkan penyakit saluran pernapasan.Pengukuran langsung dilapangan terhadap konsentrasi TSP dilakukanselama I tahun (April 2003-Maret 2004) pada 11 titik sampling yang mewakili daerah peruntukan berdasarkan urban planning dari Pemda DKI Jakarta. Dari basil pengukuran lanjsung bahwa konsentrasi TSP tiap bulannya bervariasi antara 2,2 hingga 297 µg/m ; dengan rata-rata tahunan 90.3 µg/m3 Konsentrasi rata-rata tahunan polutan TSP ini sudali melebih baku mutu udara ambien propinsi DKI Jakarta (90 ug/rrr')Model simulasi numerik dengan aplikasi persamaan Gaussian untuk sumber Plume dan sumber Paff digunakan untuk melihat distribusi dan konsentrasi TSP di penerima (receptor).. Batasan-batasan dalam model joj adalah polutan yang dihitung tiofilC memgerhitun~an reaxsi-rea.ksi yang mungkin terjadi,faktor ketinggian aan kecepatan. l~pulan manggaP- konstan terhadap konsentrasipolutan, topogra:fi dianggap rata, SU111ber emisi yang diteliti berasal dari industri,rumah tangga dan kendaraan.Verifikasi terhadap basil simulasi dengan basil pengukuran di lapangan terdapat adanya korelasi. Sehingga model simulasi dapat digunakan untukmemprediksi konsentrasi dan penyebaran TSP pada tahun (2013 ).Konsentrasi TSP basil simulasi tertinggi di DKI Jakarta tahun 2003 sebesar 155 µg/m3 terdapat pada daerah industri yaitu Jakarta Utara dan Timur, ini telah melebihi nilai baku mutu udara ambien yaitu 90µg/m3• Jika tidak dilakukanpengendalian terhadap sumber pencemar, maka konsenterasi TSP tahun 2013 akan meningkat menjadi 265 µg/m3.Hasil simulasi model dengan skenario pengendalian terhadap sumber kendaraan dan rumah tangga didapatkan tingkat penurunan konsentrasi TSP sebesar 12.8 %. Sedangkan pengendalian terhadap sumber industri dan kendaraan, didapatkan tingkat penurunan konsentrasi TSP sebesar 15.8 % dari kondisi 2013 tanpa pengendalian.Pengelolaan kualitas udara supaya dilaksanakan secara terpadu yangmengikutsertakan seluruh pengambil keputusan dari instansi terkait.