Hubungan pola asuh dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan
D i Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan gizi yang berdampak pada kejadian stunting. Stunting dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola asuh anak dan berat lahir. Pola asuh yang tidak baik dapat menjadi faktor penyebab terjadinya stunting dan Berat Badan Lahir rendah (BBLR) lebih rentan mengalami malnutrisi dan retardasi pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan pola asuh dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. METODE Penelitian ini dilakukan di posyandu Desa Cipancuh, Indramayu, Indonesia dengan 80 responden penelitian dengan studi Cross sectional. Stunting diukur menggunakan microtoise, pola asuh diukur dengan kuesioner pola asuh dan berat badan lahir diukur dengan cara mewawancarai. Analisis hasil data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher dengan tingkat kemaknaaan p<0,05.HASILResponden paling banyak berjenis kelamin perempuan (53,8%) dengan didominasi rentang usia 24-35 bulan (43,8%). Status gizi mayoritas dari mereka normal (75%), pola asuh baik maupun buruk memiliki nilai yang sama (50%) dan mayoritas anak memiliki berat badan lahir normal (95%). Hasi uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan pola asuh dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan (p=0,439;p>0,05) dan tidak terdapat hubungan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan (p=1,000;p>0,05)KESIMPULANTidak terdapat hubungan pola asuh dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan
I n Indonesia, currently experiencing nutritional problems that have an impact on the incidence of stunting. Stunting can be influenced by factors such as parenting style and birth weight. Poor parenting can be a factor causing stunting and low birth weight (LBW) which is more susceptible to malnutrition and growth retardation. The purpose of this study was to assess the relationship between parenting and birth weight with the incidence of stunting in children aged 24-59 months.METHODSThis research was conducted at the Posyandu in Cipancuh Village, Indramayu, Indonesia with 80 research respondents using a cross-sectional study. Stunting was measured using a microtoise, parenting style was measured by parenting questionnaire and birth weight was measured by interviewing. Analysis of the results of the data using the Chi-Square and Fisher tests with a significance level of p <0.05RESULTSMost of the respondents were female (53.8%) and dominated by the age range of 24-35 months (43.8%). The nutritional status of the majority of them is normal (75%), good and bad parenting have the same value (50%) and the majority of children have normal birth weight (95%). The results of the chi-square test showed that there was no relationship between parenting and the incidence of stunting in children aged 24-59 months (p=0,439;p>0,05) and there was no relationship between birth weight and the incidence of stunting in children aged 24-59 months (p=1,000;p>0,05).CONCLUSIONSThere was no relationship between parenting and birth weight with the incidence of stunting in children aged 24-59 months.